Selasa 23 Feb 2021 16:18 WIB

Semangat Melestarikan Aksara Sunda di Masa Pandemi

Bahasa dan aksara nusantara harus bisa menyesuaikan perkembangan jaman agar dikenal

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menuturkan Pemprov Jabar  akan terus mendukung program pelestarian Budaya, Bahasa dan Aksara Sunda kedepannya.
Foto: istimewa
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menuturkan Pemprov Jabar akan terus mendukung program pelestarian Budaya, Bahasa dan Aksara Sunda kedepannya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Di era digital saat ini, bahasa dan aksara nusantara harus bisa menyesuaikan perkembangan jaman agar bisa terus dikenal dan dilestarikan. "Sangat penting untuk mengungkapkan warisan budaya kita secara lebih luas di tingkat internasional," Erry Riana Harjapamekas, Ketua Dewan Pembina Yayasan Rancage, sebuah lembaga swadaya yang bergerak melestarikan dan mengembangkan budaya Indonesia. 

Pandangan itu disampaikannya pada Peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional dan Selebrasi Aksara Sunda Ahad, (21/2). Kegiatan yang menjadi agenda tahunan Unieco tersebut digelar secara daring.  Wakil Ketua Yayasan Kebudayaan Rancage, Etti RS mengungkapkan rasa terimakasih kepada seluruh masyarakat yang telah mengikuti rangkaian acara tersebut. Ada lebih dari 7000 orang yang terlibat, 30 orang dewan juri, dan pemenang lomba sebanyak 50 orang. "Terimakasih atas bantuannya baik moril maupun materil dari seluruh stakeholder yang terlibat," kata Etti, dalam keterangan tertulisnya Senin (22/2). 

Hal senada juga diungkapkan oleh Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Endang Aminudin yang mengapresiasi penyelenggaraan kegiatan tahun ini. Meski pandemi, peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional (HBII) tahun 2021 ini ditandai dengan semaraknya acara yang bisa kita saksikan di seluruh pelosok Nusantara. Seminar, festival, lomba, gelar wicara, tapi banyak lagi acara yang dikemas dengan format baru yang sangat kreatif. "Belasan acara telah digelar dan melibatkan ribuan penutur bahasa Sunda dari berbagai wilayah tatar Sunda,"katanya. 

Syaiful Huda, Ketua Komisi X DPR RI yang hadir secara daring mengatakan pada momentum ini, sangat penting untuk kembali menuturkan bahasa ibu masing masing. Menurutnya bahasa adalah representasi dari kehidupan sebagai manusia, sehingga mencerminkan identitas bangsa yang majemuk  "Peradaban di masa yang akan datang harus diwarnai dengan kemampuan anak-anak kita, masyarakat kita semakin dalam memaknai bahasa ibunya," kata Syaiful. 

Dirjen APTIKA, Semmuel A. Pangerapan menyampaikan bahwa Internet dan teknologi digital saat ini telah menjadi jembatan bagi masyarakat untuk menyaksikan keberagaman budaya yang dibawa oleh masing-masing wilayahnya. "Bertepatan dengan perayaan hari bahasa ibu internasional upaya digitalisasi aksara nusantara dalam hal ini aksara sunda merupakan bentuk ikhtiar kita untuk terus menjaga keberagaman budaya nusantara di ruang digital, sebagai warisan bagi anak cucu kita nanti yang semakin mengandalkan teknologi digital dalam kehidupan sehari-hari.

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil yang turut memberikan sambutan menuturkan Pemprov Jabar  akan terus mendukung program pelestarian Budaya, Bahasa dan Aksara Sunda kedepannya. "Kami akan terus mendukung program program penguatan kebudayaan program program pelestarian kebudayaan sunda khususnya, karena kami melihat upaya upaya ini akan meningkatkan pelestarian dari bahasa Sunda, " kata Ridwan Kamil. 

Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (Pandi) Yudho Giri Sucahyo selaku Ketua Pandi menegaskan pentingnya pelestarian budaya aksara sunda pada momentum perayaan hari bahasa ibu internasional agar bisa memberikan sinyal pada dunia bahwa budaya dan aksara daerah di Indonesia memang ada dan sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement