REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Lahan pertanian di Kota Sukabumi, Jawa Barat mulai diserang organisme penggangu tanaman (OPT) penyakit BLB atau kresek. Hal ini disikapi Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Kota Sukabumi dengan menggencarkan gerakan pengendalian (Gerdal) ke lapangan.
''Biasanya musim hujan rawan serangan penyakit padi, tapi masih di bawah ambang pengendalian,'' ujar Kepala DKP3 Kota Sukabumi, Andri Setiawan kepada Republika, Senin (22/2).
Ia menyebut, serangan OTP di tingkat Kota Sukabumi masih masuk kategori ringan. Penyakit kresek atau Hawar daun bakteri (BLB) adalah penyakit tanaman padi yang disebabkan bakteri Xanthomonas oryzae yang menyerang daun padi.
Gerakan pengendalian OPT penyakit BLB atau kresek ini terus dilakukan oleh petugas. Lokasi gerakan pengendalian OPT khususnya di daerah endemis penyakit BLB seperti Kelurahan Situmekar dan Kecamatan Lembursitum.
''Alhamdulillah tidak sampai gagal panen karena serangan hanya berupa spot-spot dalam hamparan,'' ungkap Andri.
Targetnya kegiatan Gerdal OPT ini sebagai salah satu upaya mencegah terjadinya peningkatan intensitas serangan OPT padi sawah. Sehingga bahaya puso atau gagal panen dapat dihindari.
Gerdal OPT ini juga melibatkan unsur kelompok tani. Misalnya Kelompok Tani Harum 34 di Kelurahan Situmekar pada Jumat (19/2) lalu. Ke depan, petani dapat lebih mengantisipasi serangan OPT. Salah satunya berkoordinasi dengan para penyuluh pertanian di lapangan dalam upaya penanganan OPT.
Di sisi lain, Kota Sukabumi juga tengah berupaya menambah luasa Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B). Saat ini lahan LP2B mencapai 321 hektare dan direncanakan penambahan jadi 425 hektare. Namun penambahan LP2B ini harus berdasarkan hasil kajian strategis.