Senin 22 Feb 2021 20:08 WIB

Prediksi LAPAN Soal Peringatan Dini Cuaca Perkuat BMKG

Analisis LAPAN menyebutkan, banjir bandang di Kalsel akibat turunnya populasi hutan.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati / Red: Agus Yulianto
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) angkat bicara mengenai Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) yang beberapa kali merilis prediksi dan peringatan dini cuaca termasuk banjir di Jawa dan Jabodetabek beberapa waktu lalu. Prediksi dan peringatan cuaca dari LAPAN justru mendukung dan memperkuat prakiraan yang sebelumnya telah dirilis BMKG.

"Prediksi LAPAN ini sebenarnya adalah bagian kecil dari prediksi yang sebelumnya telah dikeluarkan BMKG secara rutin. BMKG sudah mengeluarkan prediksi terlebih dahulu," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati saat dihubungi Republika, Senin (22/2).

Prediksi BMKG juga sudah memperhitungkan indeks cold surge sebagai parameter yang diperhitungkan. Kemudian, LAPAN yang menindaklanjuti prediksi BMKG. Jadi, kata dia, rilis LAPAN dikeluarkan setelah rilis prediksi BMKG. 

"Maksudnya, LAPAN justru menguatkan atau mendukung hasil prediksi BMKG," ujarnya.

Terkait koordinasi dengan LAPAN, Dwikorita menegaskan selama ini pihaknya telah bekerja sama bersama dengan LAPAN terkait riset. Bahkan, LAPAN adalah mitra kerja BMKG dalam hal riset bersama. Sebab, LAPAN yang melakukan penelitian yang hasilnya harus diverifikasi dan divalidasi serta diuji oleh lembaga operasional yang berwenang. 

"Terkait peringatan dini cuaca, BMKG yang jadi lembaga yang bertugas mengeluarkannya. Ini sesuai dengan undang-undang (UU) nomor 31 Tahun 2009," ujarnya.

Terpisah, Koordinator Bidang Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG Hary Djatmiko menambahkan, sejauh ini, BMKG selalu memberikan informasi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika untuk seluruh wilayah Indonesia, termasuk di Kalimantan, Jawa, Bali, maupun Nusa Tenggara.

"Terkait dengan peringatan dini, kami sudah menyampaikan rilis jauh sebelum kejadian. Ada yang sifatnya rutin update setiap hari dan ada yang bersifat sewaktu-waktu jika ada kondisi lebih signifikan yang perlu penekanannya," katanya kepada Republika.

Dia menambahkan, rilis dan peringatan dini ini disampaikan ke seluruh pemangku kepentingan tanpa terkecuali. Tak hanya itu, BMKG juga mengumumkan rilis ini di website, media sosial seperti whatsapp (WA), telegram, twitter, FB, YouTube dan instagram termasuk blast ke media serta di apllikasi infoBMKG. 

Terkait hujan di Jabodetabek beberapa waktu lalu, Hary menyebutkan, rilis peringatan banjir di Pulau Jawa telah dibuat dan dimuat di media seperti Detik.com.

Sebelumnya, Tim Reaksi Analisis dan Kebencanaan (TREAK) PSTA-Lapan mengimbau warga yang berada di Jakarta, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jadetabek) untuk mewaspadai banjir besar pada 19-20 Februari 2021.

Sebelumnya juga BMKG merilis peringatan dini bahaya banjir untuk enam provinsi di Pulau Jawa pada 18-19 Februari. Informasi dari BMKG itu juga dibuktikan melalui Sadewa-Lapan. Sadewa adalah aplikasi sistem peringatan dini atmosfer ekstrem berbasis satelit dan model atmosfer yang dikembangkan litbang LAPAN.

Kemudian LAPAN kembali melakukan analisis penyebab banjir di (Kalsel). Lapan menilai, banjir bandang ini akibat dari turunnya populasi hutan primer, sekunder, semak belukar dan sawah dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.

"Dalam kurun waktu 10 tahun ada penurunan luas hutan primer, hutan sekunder, sawah dan semak belukar yaitu masing-masing menurun sebesar 13 ribu hektare, 116 ribu hektare, 146 ribu hektare dan 47 ribu hektar," tulis LAPAN lewat keterangan resmi, Kamis (19/1). 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement