Senin 22 Feb 2021 14:41 WIB

Cara Jakarta Buat Banjir Kering dalam Satu Hari

"Atas izin Allah satu hari kering. Karena jajaran dalam posisi siaga," kata Anies.

Warga membersihkan barang-barang yang terendam banjir di Cipinang Melayu, Jakarta Timur, Senin (22/2). Banjir yang melanda kawasan tersebut pada Jumat (19/2) hingga Minggu (21/2) kini berangsur surut dan warga mulai membersihkan rumah dan barang-barang rumah tangga dari endapan lumpur sisa banjir. Republika/Thoudy Badai
Foto:

Kondisi Jakarta memang belum 100 persen bebas dari ancaman banjir. Apalagi, masih ada kiriman air dari hulu melalui Kali Angke melewati Jakarta Barat.

Di Jakarta Barat (Jakbar) sekitar Kali Angke masih ada genangan di kanan-kiri sungainya. Kali Angke masih menampung air yang datang dari wilayah Tangerang.

Kendati demikian, debit air sudah mengalami penurunan di bagian Hulu Kali Angke yang ada di Bogor, Jawa Barat. "Di hulu Sungai Angke persis sebelumnya saya ketemu teman-teman sudah mulai ada penurunan tapi butuh waktu beberapa jam untuk kemudian turun Jakarta. Ini semua nanti kalau dari Kali Angke bermuara di Cengkareng Drain," kata Anies.

Meski di Kali Angke air masih melaju, kata Anies, ketinggian permukaan air di beberapa sungai lainnya di Ibu Kota telah kembali normal. Sejak Ahad pagi , kata Anies, permukaan Sungai Ciliwung, Sungai Krukut, Kali Sunter, Pesanggrahan telah sampai kepada posisi normal.

Anies mengungkapkan, proses penyedotan air di wilayah terendam di kawasan Kemang dan Sudirman yang disebabkan luapan Kali Krukut sudah dilakukan sejak Ahad (21/2) subuh. Kawasan yang terdampak luapan Kali Krukut di antaranya Kemang, Tendean, Widya Candra, bahkan kawasan Jalan Jenderal Sudirman.

Pengamat Tata Kota, Nirwono Yoga mengatakan Gubernur DKI Jakarta harus segera membuat pelebaran Kali Krukut dan pembangunan waduk baru di Kemang. Hal ini harus dilakukan agar tidak ada lagi luapan air di wilayah Jakarta Selatan.

"Untuk kasus Kali Krukut dan Kemang maka yang harus dilakukan adalah pelebaran Kali Krukut, pembangunan waduk baru di Kemang, memperbesar saluran air serta meninjau dan membatasi izin pembangunan di wilayah Kemang," katanya saat dihubungi Republika, Senin (22/2).

Kemudian, ia melanjutkan efisiensi penggunaan lahan ini harus dimaksimalkan. Misalnya, tidak ada lagi izin pembangun rumah yang boros lahan, batasi pembangunan gedung bertingkat, optimalkan pembangunan waduk baru dan penambahan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kemang.

"Hal ini harus segera ditindaklanjuti dengan cepat. Kalau tidak, luapan air akan semakin banyak dan berdampak pada masyarakat juga. Ini bahaya," kata dia.

In Picture: Banjir di Kawasan Kemang, Kawasan Bisnis Lumpuh (1)

photo
Suasana jalanan yang tergenang air di kawasan Kemang, Jakarta, Sabtu (20/2). Banjir yang terjadi akibat tingginya curah hujan serta drainase yang buruk itu membuat kawasan Kemang dilanda tergenang air dengan ketinggian sekitar 1,5 meter. Republika/Putra M. Akbar - (Republika/Putra M. Akbar)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement