Sabtu 20 Feb 2021 17:25 WIB

ICMI: Indonesia Perlu Perkuat Kajian Nuklir

Umat Islam perlu mengambil peran untuk mengembangkan nuklir di Indonesia.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Agus Yulianto
Tim medis dari Badan Pengawas Teknologi Nuklir (BAPETEN) melakukan melakukan pertolongan kepada korban kecelakaan mobil pengangkut bahan radioaktif yang terkena radiasi nuklir saat geladi lapang penanggulangan Kedaruratan Nuklir atau Radiologi di Puspiptek, Serpong, Tangerang Selatan, Banten. (Ilustrasi)
Foto: Antara/Muhammad Iqbal
Tim medis dari Badan Pengawas Teknologi Nuklir (BAPETEN) melakukan melakukan pertolongan kepada korban kecelakaan mobil pengangkut bahan radioaktif yang terkena radiasi nuklir saat geladi lapang penanggulangan Kedaruratan Nuklir atau Radiologi di Puspiptek, Serpong, Tangerang Selatan, Banten. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Majelis Pertimbangan Puspinebt ICMI, Laode M. Kamaluddin mengatakan, Indonesia harus memperkuat kajian tentang nuklir. Menurutnya, generasi muda muslim bisa menjadi salah satu pihak yang mengembangkan ilmu nuklir di masa depan.

Nuklir bukanlah sesuatu yang selalu berbahaya. Pengetahuan akan nuklir harus terus didorong sehingga generasi muda lebih berminat untuk memgembangkan teknologi nuklir di Indonesia.

"Kita masuk ke generasi baru, karena mereka lebih open minded. Mereka juga lebih bisa diajak diskusi. Tetapi harus ada unsur entrepreneur di dalamnya. Misalnya menggunakan nuklir untuk pertanian atau kesehatan, itu akan banyak diminati," kata Laode, dalam webinar Manfaat Teknologi Nuklir dalam Bidang Kesehatan pada Era Pandemi Covid-19, Jumat (19/2) malam.

Kepala Pusat Teknologi Radioisotop dan Radiofarmaka BATAN, Rohadi Awaludin menjelaskan, teknologi nuklir bisa digunakan untuk berbagai macam hal yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Bahkan, sebenarnya di dalam kehidupan sehari-hari manusia sering bersinggungan dengan nuklir.

Berbagai pemanfaatan nuklir sudah dilakukan di Indonesia, seperti diagnosis penyakit, terapi, dan sterilisasi. Namun, yang menjadi kekurangan saat ini adalah jumlah fasilitas yang memanfaatkan teknologi nuklir.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement