REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung telah menambah 2 hotel milik swasta yang akan dimanfaatkan untuk ruang isolasi mandiri pasien Covid-19 berstatus orang tanpa gejala (OTG). Kedua hotel yang saat ini masih belum diisi akan dimanfaatkan mengingat 2 hotel yaitu N dan S sudah penuh pasien.
"Isolasi tidak bergejala itu masih penuh 100 persen. Sekarang kita menambah 2 hotel," ujar Ketua Harian Satgas Penanganan Covid-19 Kota Bandung, Ema Sumarna di Balai Kota Bandung, Jumat (19/2).
Ia melanjutkan, penambahan 2 hotel yang akan digunakan untuk ruang isolasi pasien Covid-19 berstatus OTG dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan pasien. Total kamar di kedua hotel mencapai 170 ruangan tempat tidur. "Satu hotel 130 kamar dan satu hotel 140 kamar. Dua hotel sudah disetujui, proses pembayaran sedang didorong, (hotel) belum diisi," katanya.
Ema menuturkan, pihaknya pun sedang menjajaki kemungkinan pemanfaatan sekolah perawat di wilayah Kiaracondong yang jauh dari pemukiman. Langkah tersebut diupayakan untuk mengantisipasi jika terjadi lonjakan pasien berstatus OTG.
Ia menambahkan, keterisian ruang isolasi pasien Covid-19 di 27 rumah sakit rujukan berada dibawah 60 persen. Angka tersebut sudah memenuhi standar WHO yang menyebutkan tingkat keterisian tempat tidur harus berada dibawah 60 persen."Keterisian 849 tempat tidur atau 58.75 persen dari total 1.445 tempat tidur," ungkapnya.
Ema menambahkan, ketersediaan liang lahat sebanyak 4.078 di tempat pemakaman umum Cikadut dari total 5.000 yang tersedia. Ia berharap agar tidak ada lagi pasien Covid-19 yang meninggal dunia di Kota Bandung.