REPUBLIKA.CO.ID,SOLO--Setelah resmi pensiun sebagai walikota Solo, FX Hadi Rudyatmo mengisi hari pertamanya dengan kembali menekuni aktivitasnya semula yakni mengelas besi. Dia tidak merasa gengsi dengan pekerjaan tersebut lantaran sebelum menjadi kepala daerah, mengelas merupakan aktivitasnya sehari-hari.
Rudyatmo menyatakan, sejak 1983 dirinya mulai menjalani aktivitas mengelas. Keterampilan tersebut diperoleh ketika bekerja di PT Konimex, Solo. Awalnya, di perusahaan tersebut dia bekerja sebagai tukang bersih-bersih, kemudian menjadi pembantu operator, diangkat sebagai operator, lalu pembantu teknisi, kemudian menjadi teknisi dan selanjutnya sebagai kepala workshop lalu supervisor produksi. Ketika didapuk sebagai Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDIP Solo pada 1999 dia mengundurkan diri dari PT Konimex.
"Pekerjaan yang sekarang saya lakukan seperti ini tidak ada gengsi atau turun derajat. Jadi kalau sampai orang habis jadi walikota atau bupati gengsi sama pekerjaan yang dulu dikerjakan itu berarti dia penguasa bukan pelayan," jelasnya saat ditemui wartawan di kawasan Pucangsawit, Jebres, Solo, Kamis (18/2).
Menurutnya, keterampilan yang dimiliki seperti mengelas dan menukang kayu menjadi kegiatan utama setelah pensiun. Dia menilai, aktivitas yang dilakoni yang terpenting halal dan tidak merugikan orang lain.
Rencananya, perkakas yang dilas Rudyatmo tersebut akan digunakan untuk penampungan air di sekitar Sungai Bengawam Solo. Selain itu, Rudyatmo berencana membuat gerobak dorong untuk pedagang kaki lima (PKL), serta gerobak untuk mengurus tanaman di pinggir sungai.
Meski demikian, Rudyatmo mengaku telah mendapatkan tawaran pekerjaan lainnya. Di antaranya, diminta untuk menjadi sesepuh pendidikan tingkat SMA/SMK dan SMP baik negeri maupun swasta. Dia telah menerima tawaran tersebut lantaran berkomitmen untuk melayani masyarakat.
Dia juga mengaku masih memiliki utang terhadap warga, yakni terkait masyarakat kecil, lemah, miskin dan tertindas (KLMT) yang tidak bisa mengambil ijazah setelah lulus SMA/SMK. "Pesan ke depan untuk Mas Gibran dan Pak Teguh yuk sama-sama. Solo itu mau pembangunannya moncer apapun namun kalau masih ada KLMT gagal menurut saya," paparnya.