REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU--Tanaman padi yang mengalami puso (gagal panen) akibat banjir di Kabupaten Indramayu, semakin meluas. Petani berharap ada bantuan dari pemerintah untuk meringankan beban mereka.
Berdasarkan data dari Dinas Pertanian Kabupaten Indramayu, per 18 Februari 2021, areal persawahan yang tergenang banjir mencapai 8.276 hektare. Dari jumlah itu, tanaman padi yang dinyatakan puso mencapai 5.112 hektare.
Tanaman padi yang mengalami puso itu tersebar di sepuluh kecamatan. Yakni, Kecamatan Losarang 2.113 hektare, Kandanghaur 2.030 hektare, Bongas 410 hektare, Krangkeng 233 hektare, Haurgeulis 109 hektare, Lelea 78 hektare, Kroya 57 hektare, Gabuswetan 40 hektare, Anjatan 40 hektare dan Jatibarang dua hektare.
Tanaman padi yang puso itu terendam banjir dengan ketinggian bervariasi, di kisaran 30 – 110 centimeter (cm). Tanaman tersebut terendam banjir rata-rata lebih dari tiga hari, bahkan ada yang 20 hari. Akibatnya, tanaman menjadi busuk dan dinyatakan puso.
Sementara itu, genangan banjir di areal persawahan di antaranya masih terlihat di Desa Jangga dan Puntang, Kecamatan Losarang. Areal persawahan masih terlihat seperti sungai.
"Air di sini surutnya lama karena banyak saluran yang rusak dan mampet tertutup sampah. Untuk tanaman padi, kondisinya mati semua," kata Camat Losarang, Suratno, Kamis (18/2).
Genangan banjir pada areal persawahan itu justru dimanfaatkan oleh banyak warga untuk memancing ikan. Areal persawahan tersebut berubah layaknya kolam pemancingan. Ikan-ikan di sawah itu berasal dari tambak milik warga di sekitarnya yang juga rusak akibat banjir.
Kecamatan Losarang merupakan salah satu daerah yang paling parah terkena banjir pada pekan kemarin. Banjir pun menggenang selama berhari-hari akibat adanya tanggul sungai Cipanas yang jebol di Desa Puntang, Kecamatan Losarang. Hingga hari ini, pihak BBWS Cimanuk Cisanggarung masih melakukan upaya penebalan terhadap tanggul yang jebol.
Selain di Kecamatan Losarang, banjir terparah juga melanda Kecamatan Kandanghaur, yang berbatasan dengan Kecamatan Losarang.
Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, Waryono menyebutkan, luas tanaman padi yang terendam banjir pekan lalu di Kecamatan Kandanghaur ada 2.492 hektare. Dari jumlah itu, tanaman padi yang puso mencapai 2.030 hektare. "Tanaman terendam banjir lebih dari tiga hari. Jadi busuk, tidak bisa diselamatkan," kata Waryono.
Waryono berharap, ada bantuan bagi petani yang dilanda banjir karena mereka harus melakukan tanam ulang. Bantuan yang diharapkan terutama berupa benih dan pupuk bersubsidi."Kalau harus membeli pupuk non subsidi, petani sangat terbebani karena kerugian mereka akibat banjir juga besar," tutur Waryono.
Wakil Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Indramayu, Sutatang, meminta agar Dinas Pertanian setempat segera melakukan pendataan dan memberikan bantuan. Para petani sangat membutuhkan benih dan pupuk untuk melakukan proses tanam ulang. "Apalagi pupuk kan sedang sulit," tutur Sutatang.
Dihubungi terpisah, anggota Komisi II DPRD Kabupaten Indramayu, Dalam, juga berharap agar Dinas Pertanian segera mendata petani yang sawahnya kebanjiran."Setelah itu secepatnya usulkan bantuan ke Kementerian Pertanian, baik berupa benih maupun pupuk untuk tanam ulang," kata Dalam.
Ia berharap, pemerintah pusat menambah alokasi pupuk bersubsidi bagi petani di Kabupaten Indramayu. Pasalnya, alokasi pupuk bersubsidi sudah habis digunakan untuk pemupukan sebelum datangnya banjir.