Kamis 18 Feb 2021 10:21 WIB

Antisipasi Longsor Susulan, BPBD Lakukan Survei Geologi

Survei seismik menggunakan seismograf untuk mengukur indeks kerentanan tanah.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Bilal Ramadhan
Foto udara suasana pencarian korban tanah longsor  di Ngetos, Nganjuk, Jawa Timur, Selasa (16/2/2021). Pada pencarian hari kedua korban tanah longsor, tim SAR berhasil mengevakuasi sedikitnya tiga jenazah korban dan diperkirakan tersisa tujuh korban yang masih dalam proses pencarian.
Foto: ANTARA/Zabur Karuru
Foto udara suasana pencarian korban tanah longsor di Ngetos, Nganjuk, Jawa Timur, Selasa (16/2/2021). Pada pencarian hari kedua korban tanah longsor, tim SAR berhasil mengevakuasi sedikitnya tiga jenazah korban dan diperkirakan tersisa tujuh korban yang masih dalam proses pencarian.

REPUBLIKA.CO.ID, NGANJUK -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur menerjunkan tim mitigasi bencana dalam mengantisipasi longsor susulan yang mengancam Dusun Selopuro, Desa Ngetos, Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk. Tim yang diterjunkan bertugas melakukan survei geologi, survei seismik dan melakukan foto udara.

"Survei geologi dilakukan dengan melihat struktur tanah dan batu-batuan di sekitar lokasi longsor," ujar Kasi Kedaruratan Satriyo Nurseno mewakili Plt Kalaksa BPBD Jatim Yanuar Rachmadi melalui pesan singkatnya, Kamis (18/2).

Yanuar menjelaskan, survei seismik dilakukan dengan menggunakan seismograf untuk mengukur indeks kerentanan tanah yang difokuskan di tiga titik. Yakni di kaki longsoran, di sekitar lokasi longsor tepatnya di belakang Masjid Riyadhatut Tholibin, dan di badan longsor. Sedang survei udara dilakukan menggunakan drone di seluruh area lokasi longsoran yang selalu di-update setiap pagi dan sore hari.

"Survei seismik juga kita lakukan setiap hari sebagai bahan kebijakan bagi tim evakuasi korban agar lebih berhati-hati saat bertugas,"  ujar Yanuar.

Berdasar survei tiga jenis tersebut didapati adanya rekahan-rekahan baru yang searah dengan arah longsor. Selain itu, juga ditemukan dua jenis struktur batuan yang berbeda. Yakni, sisi utara lebih banyak batuan yang mengalami pelapukan. Sedang sisi selatan merupakan formasi batuan andesit yang masih kuat.

Survei udara juga menemukan adanya aliran air dari sumber yang berpotensi menambah debet air yang terserap tanah. "Kemiringan bidang longsoran juga terpotret maksimum 56 derajat, dan kemarin sore kondisinya juga turun hujan," kata dia.

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan, kata Yanuar, longsor susulan sangat berpotensi terjadi. Untuk itu, pihak Kodim 0810 telah menyusun rencana evakuasi untuk petugas pencarian korban, bila terjadi longsor susulan.

"Survei geologi dan foto udara ini penting untuk rencana penggunakan eskavator dan pencarian korban lanjutan," ujar Dandim 0810, Georgeus Luky.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement