Rabu 17 Feb 2021 22:05 WIB

BPBD Lakukan Survei untuk Antisipasi Longsor Susulan Nganjuk

BPBD Jatim melakukan survei geologi, seismik, dan udara di Dusun Slopuro, Nganjuk.

Foto udara suasana pencarian korban tanah longsor  di Ngetos, Nganjuk, Jawa Timur, Selasa (16/2/2021). Pada pencarian hari kedua korban tanah longsor, tim SAR berhasil mengevakuasi sedikitnya tiga jenazah korban dan diperkirakan tersisa tujuh korban yang masih dalam proses pencarian.
Foto: ANTARA /Zabur Karuru
Foto udara suasana pencarian korban tanah longsor di Ngetos, Nganjuk, Jawa Timur, Selasa (16/2/2021). Pada pencarian hari kedua korban tanah longsor, tim SAR berhasil mengevakuasi sedikitnya tiga jenazah korban dan diperkirakan tersisa tujuh korban yang masih dalam proses pencarian.

REPUBLIKA.CO.ID, KABUPATEN NGANJUK -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur menerjunkan tim untuk melakukan sejumlah survei mengantisipasi tanah longsor susulan yang dikhawatirkan terjadi di Dusun Selopuro, Kabupaten Nganjuk. Survei itu di antaranya survei geologi, seismik, dan udara.  

“BPBD menerjunkan tim mitigasi bencana untuk melakukan survei,” ujar Kasi Kedaruratan BPBD Jatim Satriyo Nurseno di lokasi bencana tanah longsor di Nganjuk, Rabu (17/2).

Ia menjelaskan survei geologi dilakukan dengan melihat struktur tanah dan batu-batuan di sekitar lokasi longsor.

Sedangkan, survei seismik dilakukan dengan menggunakan seismograf untuk mengukur indeks kerentanan tanah yang difokuskan di tiga titik, yakni kaki longsoran, belakang Masjid Riyadhatut Tholibin di sekitar lokasi, dan di badan longsor.

Sementara survei udara dilakukan menggunakan drone di seluruh area lokasi longsoran yang selalu di-update setiap pagi dan sore hari.

“Survei seismik juga kami lakukan setiap hari sebagai bahan kebijakan bagi tim evakuasi korban agar lebih berhati-hati saat bertugas," katanya.

Berdasarkan survei tiga jenis tersebut, kata dia, didapati adanya rekahan-rekahan baru yang searah dengan arah longsor. Selain itu, juga ditemukan dua jenis struktur batuan berbeda, yaitu di sisi utara lebih banyak batuan mengalami pelapukan dan sisi selatan merupakan formasi batuan andesit yang masih kuat.

Survei udara, lanjut Satriyo, juga menemukan adanya aliran air dari sumber yang berpotensi menambah debit air terserap tanah.

"Kemiringan bidang longsoran juga terpotret maksimum 56 derajat, dan sore ini kondisinya juga turun hujan," kata dia.

Menindaklanjuti hasil tersebut, tim BPBD Jatim bersama Sekdakab Nganjuk Mokhammad Yasin, Dandim 0810 Letkol Inf Georgeus Luky A, Kapolres Nganjuk AKBP Harviadhi dan Tim Basarnas menyimpulkan longsor susulan dimungkinkan sangat berpotensi terjadi.

Pihak Kodim 0810 juga telah menyusun rencana evakuasi untuk petugas pencarian korban bila terjadi longsor susulan.

Survei geologi dan foto udara ini penting untuk rencana penggunaan eskavator dan pencarian korban di hari berikutnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement