Rabu 17 Feb 2021 13:29 WIB

Vaksinasi Massal Pasar Tanah Abang Jadi Model Percontohan

Menkes imbau pedagang Pasar Tanah Abang tidak menolak vaksinasi.

Vaksinator menyuntikan vaksin Covid-19 kepada pedagang pasar Tanah Abang di Pasar Tanah Abang Blok A, Jakarta, Rabu (17/1). Pemerintah pusat melalui Kementerian Kesehatan menggelar vaksinasi tahap kedua untuk pedagang pasar Tanah Abang dengan target 1.500 orang pedagang pada hari ini. Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Vaksinator menyuntikan vaksin Covid-19 kepada pedagang pasar Tanah Abang di Pasar Tanah Abang Blok A, Jakarta, Rabu (17/1). Pemerintah pusat melalui Kementerian Kesehatan menggelar vaksinasi tahap kedua untuk pedagang pasar Tanah Abang dengan target 1.500 orang pedagang pada hari ini. Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Antara, Febryan A, Sapto Andika Candra

Vaksinasi tahap dua untuk pelayan publik dimulai dengan penyuntikan kepada pedagang di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat. Khusus wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek), Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin, menargetkan 115 pasar menjadi tempat vaksinasi massal.

Baca Juga

"Kita nanti akan masuk ke semua pasar di Jakarta secara bertahap, di Jabodetabek ada 115 pasar kita akan lakukan secara bertahap," kata Menkes Budi dalam keterangannya di tempat vaksinasi massal Pasar Tanah Abang Jakarta Pusat, Rabu (17/2).

Menkes menjelaskan model pusat vaksinasi massal bagi masyarakat di pasar ini nantinya akan jadi model dan ditiru oleh provinsi-provinsi lain dalam proses penyuntikan. Budi menerangkan pihaknya telah menyiapkan empat tipe penyuntikan vaksin Covid-19 untuk memudahkan dan mempercepat program vaksinasi.

Tipe yang pertama di mana masyarakat datang ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan vaksinasi. Model yang kedua, tim dari Kementerian Kesehatan akan datang langsung ke kantor-kantor atau tempat masyarakat bekerja untuk melakukan vaksinasi dengan metode jemput bola. Khusus TNI-Polri, Kementerian Kesehatan akan menyerahkan vaksin secara langsung karena kedua institusi tersebut memiliki sumber daya manusia untuk melakukan vaksinasi terhadap anggotanya.

Model yang ketiga, tim Kementerian Kesehatan akan datang ke pusat-pusat keramaian untuk memberikan vaksinasi Covid-19 pada masyarakat. Dan yang keempat dengan membuat satu tempat yang dijadikan pusat vaksinasi massal dan masyarakat yang akan mendatangi pusat vaksinasi massal tersebut.

"Keempat model penyuntikan ini kita atur tergantung jenis pekerjaannya," kata Menkes.

Program vaksinasi tahap dua untuk masyarakat yang bekerja di sektor publik dan lansia mulai dilakukan pada hari ini dimulai dengan penyuntikan bagi pedagang pasar. Sebanyak 9.700 orang pedagang Pasar Tanah Abang terdaftar untuk divaksinasi secara bertahap.

Budi tidak menampik masih ada penolakan dari sejumlah pedagang. Ia mengimbau para pedagang tak menolak vaksin demi kesehatan bersama.

"Sekarang kita imbau, udahlah, (ayo) divaksin biar bisa melindungi diri dan teman-teman," kata Budi.

Ketika ditanya apakah akan dilakukan penyisiran terhadap pedagang yang menolak vaksin, Budi tidak menjawab secara spesifik. "Kita mengimbau bagi yang menolak vaksin mudah-mudahan nanti bakal (ikut) divaksin," kata Budi.

Ia pun mengimbau para pedagang yang belum terdata sebagai calon penerima vaksin untuk segera mendaftar. Berdasarkan data awal, kata dia, ada 55 ribu pedagang yang akan divaksin di Pasar Tanah Abang. Sedangkan hingga hari ini, baru 9.791 pedagang yang terdata. Vaksinasi terhadap 9.791 pedagang di Pasar Tanah Abang akan dilakukan dalam lima hari ke depan.

"Kita terbuka. Kalau memang pedagang itu beroperasi di sini (Pasar Tanah Abang), silakan datang," kata dia.

Dua hari sebelum kegiatan vaksinasi di Tanah Abang dimulai, dua pedagang yang Republika wawancarai juga menolak divaksin. Mereka adalah Faisal Maulana (25 tahun) yang berjualan kebaya dan Desmawarni (57) yang berjualan pakaian.

"Kalau saya tidak setuju divaksin. Saya takut. Masalahnya vaksin ini belum teruji. Ini menurut saya, ya," kata Faisal, Senin (15/2).

Berdasarkan penelusuran Republika, memang tidak semua pedagang bersedia divaksin. "Satu teman saya yang sama-sama karyawan toko, tidak mau divaksin. Dia takut," kata Yessy, seorang karyawan toko pakaian muslim, usai menerima suntikan vaksin.

photo
Indonesia sumbang 1,11 persen kasus Covid-19 Global - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement