Rabu 17 Feb 2021 08:20 WIB

Kapasitas Testing Covid-19 Anjlok, Ini Penjelasan Satgas 

Terdapat berbagai faktor di balik penurunan jumlah kumulatif testing Covid-19.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Agus Yulianto
Petugas kesehatan memasukkan sampel lendir ke dalam wadahnya usai melakukan tes usap Antigen COVID-19 secara acak. (Ilustrasi)
Foto: ANTARA/Ahmad Subaidi
Petugas kesehatan memasukkan sampel lendir ke dalam wadahnya usai melakukan tes usap Antigen COVID-19 secara acak. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapasitas pemeriksaan Covid-19 di Indonesia mencatatkan penurunan. Jumlah spesimen yang diperiksa dalam sepekan, 8-14 Februari 2021, dilaporkan sebanyak 376.039 spesimen. Angka ini turun dibanding capaian testing pada pekan sebelumnya, 1-7 Februari 2021 sebanyak 446.420 spesimen. 

Bahkan pada Senin (15/2) kemarin tercatat rekor pemeriksaan terendah selama lebih tiga bulan terakhir dengan 'hanya' 26.378 spesimen. Sedangkan pada hari ini, Selasa (16/2), angkanya tidak banyak berubah dengan 28.167 spesimen diperiksa. 

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menjelaskan, terdapat berbagai faktor di balik penurunan jumlah kumulatif testing Covid-19 terutama dalam 3-4 hari belakangan. Khusus penurunan testing yang terjadi pada pekan lalu, Wiku beralasan libur Imlek menjadi penyebabnya. 

"Salah satu penyebab utamanya adalah libur panjang sehingga banyak laboratorium swasta yang tidak operasi," kata Wiku dalam keterangan pers, Selasa (16/2). 

Merespons anjloknya kapasitas testing ini, Wiku menambahkan, Kementerian Kesehatan dan Satgas Penanganan Covid-19 menggencarkan metode screening dengan swab test antigen secara nasional di lebih dari 10.000 puskesmas. Swab test antigen memang tidak bisa dijadikan alat diagnosis Covid-19, namun bisa diandalkan untuk screening. 

"Kemkes juga terus menganalisis kemungkinan faktor lain dan kami imbau masyarakat bisa memantau bersama data yang telah dipublikasikan. Meski demikian, kita harus tetap fokus menurunkan angka positivity rate yang masih tinggi," kata Wiku. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement