REPUBLIKA.CO.ID, NGANJUK -- Petugas melakukan penyemprotan disinfektan di lokasi pengungsian warga terdampak tanah longsor di Gedung SD Negeri 3 Ngetos, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, Selasa (16/2) pagi. “Di sini kami juga harus tetap melaksanakan protokol kesehatan,” ujar salah seorang petugas Tagana dari Kementerian Sosial RI, Risa, ditemui di lokasi.
Berdasarkan catatannya, total 141 orang yang berada di lokasi pengungsian tersebut, yang terdiri atas 100 orang dewasa dan 41 anak-anak. Pantauan di lokasi, pengungsi diminta ke luar gedung untuk sementara dan berpindah ke tenda darurat yang didirikan di halaman sekolah. Pengungsi dewasa maupun anak-anak juga diwajibkan menggunakan masker, disediakan juga tempat cuci tangan.
Sementara itu, salah seorang pengungsi asal Dusun Selopuro, Tini, mengaku sudah dua hari diminta mengungsi karena khawatir terjadi longsor susulan di sekitar lokasi. “Saya awalnya di halaman rumah kepala desa Ngetos, kemudian diminta pindah di gedung sekolah. Tidak apa-apa yang penting aman dulu,” kata ibu dua anak tersebut.
Sebelumnya, bencana longsor dipicu hujan dengan intensitas sedang sampai tinggi pada Ahad (14/2) yang terjadi sekitar pukul 15.00 WIB sampai 19.00 WIB. Hujan deras itu mengakibatkan tebing longsor di Dusun Selopuro, Desa Ngetos, Kecamatan Ngetos, Nganjuk, pada pukul 18.00 WIB.
Hingga Senin (16/2) malam, total 26 korban berhasil dievakuasi. Rinciannya sembilan orang meninggal dunia dan 17 orang lainnya mengalami luka-luka. Petugas memperkirakan, masih ada 10 orang yang dinyatakan hilang dan hingga saat ini masih dilakukan pencarian.