Senin 15 Feb 2021 18:01 WIB

Anjing Pelacak Diterjunkan Cari Korban Longsor Nganjuk

Lokasi terjadinya bencana longsor memang cukup curam.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Hiru Muhammad
Petugas mengoperasikan alat berat untuk mencari korban tanah longsor di Desa Ngetos, Nganjuk, Jawa Timur, Senin (15/2/2021). Alat berat dikerahkan di kawasan longsor guna mencari 16 warga yang dinyatakan hilang.
Foto: ANTARA/Prasetia Fauzani
Petugas mengoperasikan alat berat untuk mencari korban tanah longsor di Desa Ngetos, Nganjuk, Jawa Timur, Senin (15/2/2021). Alat berat dikerahkan di kawasan longsor guna mencari 16 warga yang dinyatakan hilang.

REPUBLIKA.CO.ID, NGANJUK--Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meninjau lokasi bencana longsor di Dusun Selopuro, Desa Ngetos, Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk, Senin (15/2). Khofifah meminta proses pencarian korban longsor terus dilakukan sampai seluruh korban yang tertimbun ditemukan. Untuk mempercepat pencarian, pihak kepolisian juga akan menerjunkan anjing pelacak. 

"Saya telah berkoordinasi dengan Pak Kapolres dan ternyata sudah disiapkan anjing pelacak untuk mempercepat proses identifikasi," ujarnya. 

Khofifah mengungkapkan, lokasi terjadinya bencana longsor memang cukup curam. Kondisi tebing mengharuskan untuk meningkatkan kehati-hatian dan kewaspadaan. "Utamanya alat berat dan juga dipersiapkan jalan-jalan atau akses lainnya, sehingga dapat mencapai titik perkiraan  korban," ujarnya. 

Khofifah menuturkan, Pemkab Nganjuk saat ini sudah memberikan edukasi kepada warganya untuk meningkatkan kewaspadaan. Itu penting dilakukan untuk mengantisipasi longsor susulan, mengingat akhir-akhir ini Jatim dilanda cuaca ekstrim. Utamanya hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi.

 

"Banyak warga telah diedukasi dan ditingkatkan kewaspadaannya jika sewaktu waktu terjadi intensitas hujan yang cukup tinggi," ujarnya. 

Khofifah juga mengingatkan, adanya retakan tanah yang berpotensi terjadinya longsor harus diberi tanda atau warning. Termasuk mengajak warga mengambil langkah evakuasi diri. Khofifah berharap, ke depan daerah yang berada di sekitar lempengan yang berpotensi kerentanan lahan longsor agar lebih waspada. 

"Mengingat ini lahan Perhutani maka saya minta Bupati Nganjuk dapat mengkordinasikan untuk menyiapkan relokasi lahan terdekat yang aman," kata Khofifah.

Bupati Nganjuk Novi Rahman mengatakan, sampai saat ini proses evakuasi terus dilakukan. Berdasarkan update Posko Lapangan warga yang menjadi korban sebanyak 21 orang. Sampai saat ini, telah ditemukan 14 korban longsor. Dua orang ditemukan dalam keadaan selamat, sedangkan 12 di antaranya dinyatakan meninggal dunia. 

Ia berjanji, proses evakuasi korban akan terus dilakukan sampai 14 hari mendatang. Kemudian melakukan pembersihan puing-puing dan menyiapkan relokasi bagi masyarakat yang terdampak longsor.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement