REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Sedikitnya 7.000 warga di Kota Cirebon sudah terdata untuk menjadi target sasaran vaksinasi tahap kedua. Mereka masuk kategori pemberi layanan publik. Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Cirebon, Agus Mulyadi, menyebutkan, mereka terdiri dari Aparatur Sipil Negara (ASN), TNI, Polri dan lainnya. Namun, jumlah tersebut belum mencakup semuanya dan pendataan pun masih terus berjalan. "(Kategori) pekerja yang memberikan pelayanan publik ini diperluas," kata Agus, Senin (15/2).
Dengan perluasan itu, maka wartawan, atlet, ojek online (ojol), pekerja wisata, hingga guru dari berbagai tingkatan, juga akan mendapatkan vaksin Covid-19 tahap kedua.
Khusus untuk wartawan, Agus sudah meminta Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (DKIS) Kota Cirebon agar mendata wartawan yang wilayah tugasnya di Kota Cirebon. Pendataan mencakup nama dan nomor induk kependudukan (NIK).
Meski pendataan sudah mulai dilakukan, namun Agus mengaku belum mengetahui kapan vaksin Covid-19 tahap kedua akan didistribusikan. Hal itu menunggu keputusan dari Pemerintah Pusat. "Yang penting kita lakukan pendataan dulu," cetus Agus.
Hal senada diungkapkan Kepala Dinas (Dinkes) Kota Cirebon, Edy Sugiarto. Dia pun belum mengetahui kapan vaksin Covid-19 tahap kedua didistribusikan ke Kota Cirebon. "Kita lakukan pendataan dulu," kata Edy.
Edy mengakui, salah satu problem dalam vaksinasi Covid-19 adalah jumlah vaksin yang datang kurang dari kebutuhan. Hal itu berkaca pada vaksinasi tahap pertama, dimana vaksin yang datang ada 4.600 vaksin. Sedangkan kebutuhannya untuk 5.200 orang.