Senin 15 Feb 2021 12:14 WIB

Tuduhan Radikal kepada Din Syamsudin adalah Pembodohan

Isu radikalisme sering dijadikan komoditas politik hingga alat pemecah belah bangsa.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Agus Yulianto

Sependapat dengan Zulkifli, Pimpinan Pesantren Darunnajah Jakarta KH Sofwan Manaf menyebut, kritik yang disampaikan Din kepada pemerintah tidak bisa dikategorikan sebagai radikal. Dia menyebut, kritik dari Din bermaksud ingin membawa kesadaran masyarakat pada kebenaran.

"Pak Din itu tokoh bangsa, dikenal reputasinya sebagai tokoh moderat yang diterima luas, bukan saja di kalangan Islam, tapi juga di kalangan agama-agama lain, baik di tingkat nasional maupun internasional," tutur Sofwan yang juga Wakil Ketua Umum FPAG.  

Sementara, Sekjen FPAG KH Anang Rikza Masyhadi meyakinkan, mayoritas masyarakat tidak akan percaya Din Syamsuddin adalah radikal dalam pemahaman yang umum. Menurutnya, kasus ini semakin menegaskan pada masyarakat bahwa isu radikalisme sering dijadikan komoditas politik hingga alat pemecah belah bangsa. 

"Menuduh Pak Din sebagai radikal punya konsekuensi yang besar dan luas, itu sama saja menuduh Muhammadiyah dan MUI sebagai radikal, kan Pak Din pernah cukup lama menjadi ketum Dewan Pertimbangan MUI," katanya.

Bahkan, lanjutnya, Din pernah diminta Jokowi sebagai utusan khusus Presiden untuk Dialog dan Kerja Sama Antaragama dan Peradaban, dan pernah mendatangkan Grand Syaikh Al-Azhar Mesir bersama para pemuka agama-agama dari seluruh dunia di Jakarta. 

"Pak Din itu selalu dengan bangga mengampanyekan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika di luar negeri. Agar dunia internasional mencontoh Indonesia, lalu kalau Pak Din dianggap radikal maksudnya apa?" ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement