REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Tim gabungan melanjutkan pencarian korban longsor di Desa Ngetos, Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Wilayah itu dilanda longsor yang dipicu intensitas hujan sedang hingga tinggi, yang terjadi pada Ahad (14/2) malam.
BPBD Jatim dan Basarnas Surabaya juga telah menuju ke lokasi untuk membantu penanganan dan pencarian korban yang hinga saat ini belum diketemukan. "Basarnas Surabaya mengirimkan dua tim dan satu excavator," ujar Humas Kantor SAR Surabaya M Thalib dikonfirmasi Senin (15/2).
Peristiwa tersebut mengakibatkan 23 warga Desa Ngetos hilang dan 14 warga lainnya mengalami luka-luka. Tanah longsor yang terjadi sekitar pukul 18.30 WIB itu juga mengakibatkan 8 unit rumah warga rusak berat.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Nganjuk memastikan, warga yang mengalami luka-luka telah mendapatkan perawatan di Puskesmas setempat. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Raditya Jati mengatakan, BPBD Nganjuk dengan dukungan pihak terkait lainnya melakukan upaya penanganan darurat, seperti pencarian dan evakuasi korban hilang.
Tim gabungan juga melakukan evakuasi warga terdampak di sekitar lokasi. "BPBD setempat terus melakukan pemantauan pascabencana dan kaji cepat di lapangan," ujarnya dalam keterangan tertulis.
Hingga Senin dini hari, petugas dari BPBD Nganjuk masih mencari 23 warga Desa Ngetos, Kabupaten Nganjuk. Selain itu, terdapat 14 warga yang dirawat di Puskesmas Ngetos, Kabupaten Nganjuk. Mereka terluka setelah tanah longsor terjadi di daerah mereka.
Petugas juga mendata terdapat warga yang saat ini sudah diungsikan ke rumah Kepala Desa Ngetos. Terdapat 16 jiwa yang saat ini sudah mengungsi.