Rabu 10 Feb 2021 21:46 WIB

Polisi Diminta Meringkus Hingga ke Dalang Mafia Tanah

Dino tegaskan negara tidak boleh kalah dari sindikat mafia tanah.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Indira Rezkisari
Eks Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu), Dino Patti Djalal bersama ibunya sedang diperiksa polisi terkait kasus pencurian sertifikat tanah.
Foto: @dinopattidjalal
Eks Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu), Dino Patti Djalal bersama ibunya sedang diperiksa polisi terkait kasus pencurian sertifikat tanah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia, Dino Patti Djalal, menjadi korban mafia sertifikat tanah. Ia  meminta pihak kepolisian menangkap dalang dari sindikat mafia tanah yang merugikannya.

Permintaan itu, ia tegaskan mengingat aktor yang ditangkap oleh pihak kepolisian diklaimnya bukanlah dalang dari mafia tersebut. "Orang-orang yang ditangkap dan diadili itu bukan dalang sindikat yang menipu ibu saya," ujarnya kepada Republika, (10/2).

Baca Juga

Dino menuntut, agar pihak kepolisian bisa benar-benar mengungkap dan menangkap dalang dari mafia tersebut. Sehingga, negara kata dia, tidak kalah dari sindikat mafia tanah tersebut.

Kasubdit Harta Benda AKBP Dwiasi Wiyatputera dalam keterangannya, Rabu (10/2) mengatakan, pelaku mafia sertifikat tanah yang merugikan ibu dari Dino Patti Djalal telah diringkus. Menurutnya, pelaku atas nama Arnold Siahaya, Dedi Rusmanto, Ferry dan lainnya juga telah menjalani putusan pidana yang diungkap oleh Subdit Harta Benda pada 2019 silam.

Dwiasi mengatakan, Arnold adalah aktornya. Seraya menegaskan, ketiga pelaku sudah ditahan di rutan Polda Metro Jaya dan Lapas Cipinang. Kasus itu menurutnya terungkap pada Januari 2021.

Berdasarkan penjelasan Dwiasi, kasus yang menimpa keluarga Dino Patti Djalal itu bermula ketika sepupu Dino yang mendiami rumah miliknya, Yurmisnawita, didatangi seorang pengacara bernama Fredy Kusnadi. Tujuannya, untuk proses balik nama sertifikat hak milik rumah tersebut menjadi miliknya.

Sebelumnya, Dino juga menjelaskan, modus komplotan pencuri itu mengincar target dan membuat KTP palsu. Tak hanya itu, mereka kata Dino, juga berkolusi dengan broker hitam dan notaris bodong.

‘’Dan pasang figur mirip foto di KTP yang berperan sebagai pemilik KTP palsu. Komplotan ini secara terencana menargetkan rumah ibu saya,’’ jelas pendiri Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) itu.

Dirinya meminta agar pihak kepolisian bisa berani membongkar tuntas dalang dari komplotan tersebut. ‘’Jangan hanya menangkap kroconya saja, komplotan ini sangat lihai dan licin. Sudah terlalu banyak merugikan rakyat,’’ ungkap dia.

Dino menegaskan, para dalang dari komplotan itu telah diketahui dan diidentifikasi. Dalam beberapa waktu ke depan, ia berjanji akan menyebarkan foto dan nama dari para tersangka.

''Saya yakin, respons awal pimpinan komplotan ini nantinya adalah mencoba menyogok aparat keamanan agar bebas dari hukum. Jangan sampai,'' ungkap dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement