Senin 08 Feb 2021 18:13 WIB

Balita dan Bumil Korban Gempa Majene Butuh Penanganan Khusus

Neberapa pengungsi ibu yang menyusui juga tidak lagi memberikan ASI pada bayinya.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Agus Yulianto
Pengungsi korban gempa, Kartini (26 tahun) menggendong anaknya yang baru saja ia lahirkan di kawasan Stadion Manakarra, Mamuju, Sulawesi Barat, Selasa (19/1/2021).
Foto:

Dari Mamuju juga diinformasikan ada bayi yang meninggal di pengungsian yakni di daerah Tapalang salah satu daerah terdanpak bencana di Kabupaten Mamuju. "Iya kak. Tadi habis dari sana melayat dan drop bantuan," ujar Ridwan, salah seorang relawan bencana di Tapalang yang ikut melayat korban di lokasi.

"Bayi ini lahir kembar pada beberapa bulan yang lalu dan meninggalkan saudara kembarnya," lanjut Ridwan.

Fakta-fakta ini mendorong KOPEL Indonesia melalui relawan di lokasi bencana untuk menfokuskan diri menangani permasalahan Balita dan Bumil. Di samping untuk kebutuhan darurat kebencanaan misalnya bantuan, juga melakukan advokasi kebijakan pemerintah untuk segera melakukan afirmasi penanganan korban bencana khusus kepada Balita dan Bumil.

Oleh karena itu data diri, alamat dan kondisi mereka pascabencana perlu diketahui untuk mudahkan pemulihannya lebih lanjut. "Kami masih terus mendata Balita dan Bumil yang terdampak di Majene. Untuk sementara ini kami di Desa Onang, kec. Tubo Sendana. Desa Kayuangin, kec. Malunda dan Desa kabiraan, Kecamatan Ulumanda," tutur jayadi.

 

Menurut Andi Firman, Koordinator Aksi Kemanusian KOPEL Indonesia, hasil pendataan tersebut akan dikoordinasikan bersama Pemda untuk penanganan lebih lanjut. "Ini persoalan yang serius dan mendesak penanganan secara tepat. Mereka balita dan bumil adalah kelompok rentan yang membutuhkan penanganan khusus," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement