Senin 08 Feb 2021 15:13 WIB

Saran Epidemiolog Agar Baduy Tetap Nihil Kasus Covid-19

Baduy dan Kasepuhan Ciptagelar belum mencatat kasus covid-19 yang terdeteksi.

Wanita Suku Baduy Luar berjalan di ladang padi miliknya di Desa Kanekes, Lebak, Banten, Sabtu (6/2/2021). Padi huma atau padi gogo merupakan salah satu varietas padi yang ditanam di areal lahan kering dan menjadi sumber ketahanan pangan sekaligus pendapatan ekonomi bagi warga Suku Baduy.
Foto:

Tinggal di rumah, melarang pengunjung dari luar

Suku Baduy mengikuti arahan seorang pemimpin yang dikenal sebagai "Jaro". Tokoh adat Baduy yang juga Kepala Desa Kanekes, Jaro Saija, mengatakan, pihaknya melarang Baduy pergi ke tempat-tempat seperti Jakarta, Tangerang, dan Bogor karena dianggap hotspot penularan Covid-19.

"Untuk orang Baduy saya tegaskan tidak boleh ke mana-mana, harus tinggal di rumah," ujarnya.

Jaro Saija mengatakan, warga Baduy yang sudah merantau diminta pulang kampung, tapi sebelum memasuki permukiman adat, mereka terlebih dahulu harus menjalani pemeriksaan kesehatan.

"Kami menjamin permukiman Baduy bebas dari penyakit mematikan ini," kata Saija.

Selain itu, Jaro Saija mengatakan, penduduk Baduy telah mengikuti protokol kesehatan. "Kami juga mengikuti dan melaksanakan rekomendasi pemerintah, seperti mencuci tangan, menjaga jarak, dan memakai masker," katanya.

"Orang Baduy Luar juga mencuci tangan pakai sabun karena boleh."

Pada masa awal pandemi, tidak ada pengunjung atau wisatawan yang diperbolehkan menghadiri ritual adat di desa Baduy yang biasanya terbuka untuk umum.

Selama beberapa bulan tidak ada pengunjung, orang Baduy melanjutkan kehidupan mereka seperti biasa dengan bertani di sawah, beternak lebah, mengolah gula aren, dan menenun kain.

"Sebenarnya, sampai saat ini (orang luar) masih dilarang masuk ke daerah Baduy, namun ada beberapa pengunjung yang datang pada hari Sabtu dan Minggu, jadi buat kami yang paling penting sekarang adalah mereka harus patuh aturan kesehatan," kata Jaro Saija.

Persyaratan mengunjungi pemukiman masyarakat Baduy memang telah diperketat untuk mencegah penularan Covid-19 dan semua pintu masuk kawasan tanah adat sudah dilengkapi bak cuci tangan.

Salah satu syarat lain untuk dapat mengunjungi Desa Baduy adalah menunjukkan surat hasil rapid tes antigen.

"Kami menolak tamu yang tidak mematuhi itu," tutur Jaro Saija.

Selain upaya untuk menekan penyebaran virus dengan mematuhi protokol kesehatan, Jaro Saija mengatakan, masyarakat Baduy juga melakukan sejumlah ritual.

"Awalnya saya mengumpulkan tetua adat dan berdoa, ada ritual khusus untuk keselamatan warga. Di pintu gerbang-pintu gerbang itu harus ditanemin air, ada doa-doanya," kata Jaro Saija.

sumber : ABC
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement