REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Penerapan 'Jateng di Rumah Saja' di Kabupaten Banyumas dan sekitarnya dilaksanakan Sabtu-Ahad (6-7/2). Kebanyakan warga memanfaatkan akhir pekan dengan berada di rumah saja. Ruas-ruas jalan di wilayah pinggiran hingga pusat kota, terasa sepi.
Meski tidak 'mati total', frekuensi kendaraan melintas di ruas jalan wilayah Banyumas, terlihat turun drastis. Seperti ruas jalan antara Rawalo-Purwokerto, hanya terlihat sesekali kendaraan bermotor roda dua dan empat melintas. Demikian juga di ruas-ruas jalan dalam kota.
Kondisi ini, pada Ahad (7/2) pagi, dimanfaatkan beberapa komunitas pesepeda untuk bersepeda tanpa khawatir kendaraan lain. Namun, jumlah warga yang mengisi waktu senggang 'Jateng di Rumah Saja' dengan bersepeda, juga tidak terlalu banyak. Hal ini mengingat, pusat-pusat keramaian yang biasanya buka pagi hari, banyak yang ditutup.
Seperti di kawasan Alun-alun Kota Purwokerto yang biasanya dipadati pesepeda pada Ahad pagi. Kali ini ia tidak seperti biasanya. Hanya terlihat beberapa komunitas pesepeda bergerombol di beberapa titik. Toko-toko, mall, dan pedagang kuliner yang biasanya banyak berjualan di pinggiran jalan kali ini tutup.
Demikian juga di kawasan pinggiran seperti Bendung Gerak Serayu (BGS), Rawalo. Pada Ahad pagi, biasanya dipadati pesepeda yang berbaur dengan pedagang kuliner. Kadang warga memanfaatkan dengan senam bersama di sana. Namun pada Sabtu-Ahad (6-6/2), pintu masuk menuju kawasan BGS ditutup ke dengan palang bambu.
Sepinya ruas jalan di wilayah Kabupaten Banyumas, juga disebabkan penjagaan ketat oleh petugas gabungan di wilayah perbatasan. Pengendara hendak masuk ke wilayah Banyumas, akan mendapat pemeriksaan di pos perbatasan.
"Semuanya kami periksa. Warga mau ke luar kota atau hendak masuk wilayah Banyumas, akan kami periksa,'' kata Kepala Dinas Perhubungan (Dinhub) Kabupaten Banyumas, Agus Nur Hadie, Ahad (7/2).