REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Pertumbuhan ekonomi Lampung mengalami kontraksi sebesar 1,67 persen pada 2020. Kondisi tersebut lebih rendah dibandingkan 2019.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung Faizal Anwar mengatakan, hal tersebut dikarenakan dampak pandemi Covid-19 yang mendera regional, nasional, dan global.
"Ekonomi Provinsi Lampung 2020 mengalami kontraksi pertumbuhan sebesai 1,67 persen. Namun pertumbuhan ekonomi Lampung lebih baik secara nasional yang sebesar 2,07 persen," kata Faizal di Bandar Lampung, Jumat (5/2).
Menurut dia, pada 2020 ini, pertumbuhan ekonomi di Lampung yang mengalami negatif 1,67 persen tersebut, sangat jauh lebih rendah dibandingkan 2019 yang tumbuh 5,26 persen. Secara spasial, pertumbuhan ekonomi Sumatra pada 2020 mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 1,19 persen. Seluruh provinsi di Sumatra juga mengalami kontraksi ekonomi.
"Hal ini karena dampak pandemi Covid-19, yang juga melanda skala nasional dan dunia," ujar Faizal.
Ia mengatakan, pertumbuhan yang mengalami kontraksi yakni dari sisi produksi. Kontraksi pertumbuhan terdalam terjadi pada lapangan usaha perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 6,64 persen. Dari sisi pengeluaran, kontraksi pertumbuhan terdalam terjadi pada komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 4,94 persen.