Jumat 05 Feb 2021 16:23 WIB

Kejar Target, Bulog Jateng Dekati Mitra Petani

Tahun ini perum Bulog Jawa Tengah menargetkan pengadaan beras 204.000 ton

Rep: bowo pribadi/ Red: Hiru Muhammad
Pemimpin Wilayah Perum Bulog Jawa Tengah, Miftahul Ulum saat menyampaikan prores pengadaan dan kondisi stok beras di Jawa Tengah, saat ditemui di ruang kerjanya, di Semarang, Jumat (5/2).
Foto: dok. Istimewa
Pemimpin Wilayah Perum Bulog Jawa Tengah, Miftahul Ulum saat menyampaikan prores pengadaan dan kondisi stok beras di Jawa Tengah, saat ditemui di ruang kerjanya, di Semarang, Jumat (5/2).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG—-Bulog wilayah Jawa Tengah, terus memperkuat strategi guna mewujudkan target pengadaan beras tahun 2021. Salah satunya dilakukan dengan memengoptimalkan pendekatan kepada mitra petani di berbagai daerah.

Pemimpin Wilayah Perum Bulog Jawa Tengah, Miftahul Ulum mengungkapkan, pada tahun ini Perum Bulog Wilayah Jawa Tengah, menargetkan pengadaan beras hingga sebanyak 204.000 ton.

Rencananya target tersebut akan dipenuhi dari empat cabang (eks Karesidenan) di wilayah Provinsi Jawa Tengah. “Kecuali eks Karesidenan Kedu dan eks Karesidenan Banyumas,” jelasnya di Semarang, Jawa Tengah, Jumat (5/2).

Untuk saat ini, jelasnya, Perum Bulog Wilayah Jawa Tengah memang belum dapat pengoptimalkan penyerapan beras dari para petani di Jawa Tengah, guna mememenuhi target pengadaan beras tersebut.

Pasalnya Perum Bulog Wilayah Jawa Tengah masih menghadapi kendala di lapangan, terutama adalah harga pembelian di tingkat petani. Karena harga di pasaran lebih tinggi jika dibandingkan ketentuan Harga Pembelian Pemerintah (HPP), sementara untuk pengadaan masih mengacu ketentuan Pemerintah melalui Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 24.

Di mana, harga beli Bulog telah ditetapkan sebesar Rp 8.300 per kilogram. “Sehingga Bulog belum berani melakukan pembelian dan masih menunggu harga di tingkat petani sesuai HPP,” jelasnya.

Kendati begitu, lanjut Miftahul, guna memenuhi target pengadaan beras sepanjang tahun ini, Bulog Wilayah Jawa Tengah telah menyusun sejumlah strategi.

Salah satunya dengan optimalisasi seluruh cabang Bulog yang ada di eks Karesidenan Semarang, Pekalongan, Solo dan eks Karesidenan Pati untuk melakukan pendekatan kepada mitra- mitra petani dan calon mitra.“Fokus kami nantinya pada on farm, supaya hasil dari panen petani bisa dibeli. Dengan begitu, petani sebagai mitra kami juga akan mendapatkan harga yang sesuai,” tambahnya.

Lebih lanjut Miftahul juga menyampaikan, untuk posisi stok beras Bulog Wilayah Jawa Tengah saat ini masih cukup aman dan bisa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat hingga Lebaran 2021 mendatang.

Apalagi pada bulan Maret- April 2021 nanti, di sejumlah daerah di Jawa Tengah sudah akan memasuki masa panen raya. Seluruh stok beras yang ada tersebut, tambahnya, tersimpan di 30 kompleks pergudangan yang ada di wilayah kerja Bulog Wilayah Jawa Tengah dengan jumlah total ketersediaannya mencapai kurang lebih 50.000 ton beras.

Menurutnya, panen raya yang diprediksi sebelum awal puasa akan mampu menambah stok pengadaan beras. Oleh karena itu, masyarakat di Jawa Tengah tidak perlu khawatir dengan masalah ketersediaan maupun pasokan beras di pasaran, karena saat ini tetap aman.

Meskipun Perum Bulog Wilayah Jawa Tengah juga terus menyalurkan beras ke pasaran melalui masing- masing cabang dan stok beras yang tersedia di 30 kompleks pergudangan juga dialokasikan untuk memenuhi permintaan dari kabupaten/ kota untuk  cadangan beras kebencanaan.

Di mana setiap kabupaten/ kota mendapat jatah 100 ton beras, dan untuk provinsi sebanyak 200 ton beras yang digunakan di saat terjadi bencana alam. Bulog memang diminta untuk menyiapkan beras untuk cadangan bagi pemerintah daerah jika terjadi sesuatu hal kebencanaan. Tapi jika tidak ada kebencanaan, maka daerah tidak boleh mengajukannya.

Seperti pada situasi erupsi Merapi di wilayah Kabupaten Klaten atau Kabupaten Boyolali. “Jika pemerintah masih mampu menanggulangi, maka biasanya tidak akan mengajukan kepada Bulog,” kata Miftahul.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement