REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banjir yang merendam permukiman penduduk di Kebon Pala, Kampung Melayu, Jakarta Timur, Jumat (5/2) pagi, akibat air kiriman dari Bogor, Jawa Barat tertahan karena laut sedang pasang, kata otoritas setempat.
"Kalau laju air dari hulu ke hilir bisa dikendalikan dengan optimal, saya yakin banjir di Kampung Melayu bisa reda," kata Lurah Kampung Melayu, Setiyawan.
Ratusan rumah penduduk di Kebon Pala terendam banjir dengan ketinggian lebih dari satu meter pada pukul 04.30 WIB. Banjir terjadi setelah beberapa jam sebelumnya Bendung Katulampamengeluarkan status siaga 3 dengan tinggi muka air (TMA) mencapai 100 sentimeter pada Kamis (4/2) malam.
Air kiriman tersebut melintas di permukiman penduduk Kebon Pala melalui aliran Sungai Ciliwung yang membelah kawasan setempat. Banjir setinggi 100 sentimeter di Kebon Pala, kata Setiyawan, juga dipengaruhi situasi air laut pasang di bagian hilir Sungai Ciliwung.
"Dari semalam situasi air laut memang sedang pasang sehingga laju dari dari hulu yang memiliki volume cukup tinggi, tertahan di hilir. Dampaknya ya meluap," katanya.
Terdapat sekitar 817 warga di RW 04, RW 05, RW 07 dan RW 08 yang kini terdampak banjir. Setiyawan berharap proyek Bendungan Ciawi dan Sukamahi di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, bisa segera diselesaikan agar air yang turun ke hilir bisa dikendalikan secara optimal.
"Selain itu juga perlu dilakukan normalisasi sungai. Terakhir dinormalisasi pada 2015 hingga 2017. Sekarang RW 01, RW 02 dan RW 03 Kebon Pala sudah bebas banjir," katanya.
Warga RT 11 RW 05 Kebon Pala, Ponidi (58 tahun), mengatakan banjir di wilayah setempat terjadi sekitar pukul 04.30 WIB. Mayoritas warga memilih bertahan di lantai dua rumah mereka dan berharap banjir bisa segera teratasi.
"Kami sudah biasa sama banjir begini. Infonya hujan deras di Bogor dari siang sampai malam. Makanya sampai di sini jam 01.00 WIB air kali sudah tinggi, terus meluap setelah saya selesai shalat Subuh," katanya.