Jumat 05 Feb 2021 06:31 WIB

Satgas Optimistis PPKM Signifikan Kendalikan Covid-19

Penerapan PPKM dua minggu berdampak pada melandainya kasus aktif harian

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Hiru Muhammad
Pembatas jalan dipasang menutup Jalan Kolonel Egi Yoso Martadipura di kawasan Stadion Pakansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (24/1/2021).  Pemerintah memutuskan memperpanjang pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Jawa-Bali lantaran masih tingginya kasus aktif COVID-19 di beberapa daerah tersebut. Perpanjangan terhitung mulai 26 Januari hingga 8 Februari 2021.
Foto: ANTARA/Yulius Satria Wijaya
Pembatas jalan dipasang menutup Jalan Kolonel Egi Yoso Martadipura di kawasan Stadion Pakansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (24/1/2021). Pemerintah memutuskan memperpanjang pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Jawa-Bali lantaran masih tingginya kasus aktif COVID-19 di beberapa daerah tersebut. Perpanjangan terhitung mulai 26 Januari hingga 8 Februari 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-–Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito optimistis pelaksanaan kebijakan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang kini diperpanjang dapat berdampak signifikan terhadap penanganan Covid-19.

“Kami optimistis bahwa pelaksanaan pembatasan kegiatan ini akan berdampak lebih signifikan lagi terhadap perkembangan kasus positif serta kepatuhan protokol kesehatan apabila terus dilakukan dengan disiplin oleh seluruh lapisan masyarakat,” ujar Wiku saat konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta.

Berdasarkan hasil analisis data selama PPKM diberlakukan dua minggu terakhir, Satgas mencatat tren kasus aktif yang masih cenderung terlihat melandai. Pada dua minggu pertama Januari 2021 atau sebelum PPKM diberlakukan, selisih persentase kasus aktif sebesar 1,76 persen. Sedangkan pada dua minggu periode PPKM, selisih kasus aktif sebesar 0,45 persen.

Kemudian pada tren keterisian tempat tidur ruang isolasi rumah sakit rujukan Covid-19 secara nasional, terjadi penurunan persentase keterisian yang cukup drastis sejak awal pelaksanaan PPKM hingga 31 Januari 2021. Selisihnya, pada dua minggu pertama Januari sebesar 0,72 persen. Sedangkan setelah dua minggu pelaksanaan PPKM, terjadi penurunan yang jauh lebih besar menjadi 8,1 persen.

Sedangkan pada perkembangan keterisian tempat tidur di ruang ICU memperlihatkan tren yang cukup stagnan pada dua minggu pertama Januari dan sempat meningkat tajam pada minggu pertama PPKM atau minggu ketiga Januari. Namun kondisi ini kemudian menurun perlahan pada minggu kedua.

Baca juga : Perusahaan Farmasi Malaysia Pastikan Vaksin Sinovac Halal

Wiku mengatakan, peningkatan tajam keterisian tempat tidur di ruang ICU terjadi pada hari kesembilan pelaksanaan PPKM yang mencapai 69,19 persen. Namun pada akhir minggu kedua PPKM, angkanya kembali menurun sebesar 6,23 persen hingga berada di angka 62,96 persen.

Menurut Satgas, penurunan angka keterisian tempat tidur ini terjadi setelah pemerintah menambah tempat tidur di ruang isolasi dan ICU rumah sakit rujukan. Kendati demikian, ia meminta agar seluruh pihak tak berpuas diri karena perkembangan kasus aktif harian masih belum menunjukan adanya penurunan.

Dari hasil evaluasi ini, Satgas menyimpulkan penerapan kebijakan PPKM selama dua minggu terakhir ini berdampak pada melandainya kasus aktif harian. Namun, kondisi ini belum mampu untuk menurunkan kasus penularan di tengah masyarakat.

Karena itu, Satgas berharap pelaksanaan PPKM hingga dua pekan mendatang dapat dijalankan lebih disiplin dan efektif untuk menekan penularan.“Cara terbaik untuk memastikan efektivitas kebijakan ini adalah dengan pembatasan mobilitas dan penegakan kedisiplinan protokol kesehatan yang tegas,” ucap Wiku.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement