REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR— Kasus Covid-19 di Kota Bogor semakin tinggi selama Januari lalu. Menanggapi situasi tersebut, jajaran Satgas Covid-19 Kota Bogor menggelar rapat tertutup untuk merumuskan rancangan kebijakan.
"Besok akan press conference, sekarang masih dirumuskan, tapi tadi sudah disepakati kita akan lakukan beberapa langkah signifikan untuk mengurangi mobilitas warga, ya tapi detailnya besok ya," ujar Ketua Satgas Covid-19 Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto di Balai Kota Bogor, Rabu (3/2).
Ketika ditanya apakah Kota Bogor akan diberlakukan lockdown? Bima Arya sendiri mengaku belum mau berspekulasi. "Kita lihat besok," ujarnya.
Secara singkat, Bima Arya mengungkapkan penambahan kasus Covid-19 di Kota Bogor terus menigkat. Peningkatan itu tak terlepas dari sistem yang lemah, termasuk sistem Testing, Tracing, dan Treatment (3T). Ditambah lagi dengan masyarakat yang semakin abai akan protokol kesehatan.
Untuk itu, Satgas Covid-19 akan memperkuat penelusuran kontak erat serta tetap mengingatkan masyarakat. “Ini karena sistem lemah, warga abai. Sistemnya lemah, sistem 3T lemah, kita kuatkan lagi penulusuran kontak erat dan warga juga harus diingatkan lagi. Tapi mobilitas warga harus dikurangi,” tuturnya.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, Kasus pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Kota Bogor kembali memecahkan rekor pada Rabu (3/2) yakni sebanyak 168 kasus.
Dengan demikian, total kasus positif Covid-19 di Kota Bogor menembus angka 8.933 kasus. Sebelumnya dalam laporan kasus positif harian sempat mencapai angka tertinggi pada Selasa (2/2), yaitu sebanyak 150 kasus.