Rabu 03 Feb 2021 16:50 WIB

 Luhut: 22 Persen Warga Indonesia tak Percaya Soal Covid-19

Luhut sebut perlu pengetatan protokol kesehatan karena sebagian tak percaya Covid-19

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Republik Indonesia, Luhut Binsar Panjaitan. Luhut sebut perlu pengetatan protokol kesehatan karena sebagian tak percaya Covid-19
Foto: Ist
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Republik Indonesia, Luhut Binsar Panjaitan. Luhut sebut perlu pengetatan protokol kesehatan karena sebagian tak percaya Covid-19

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengaku tidak mudah untuk mengatasi persoalan covid-19 di Indonesia. Tantangan terbesar kata dia adalah mendisiplinkan masyarakat.

Ia mengatakan dari data yang ia peroleh 22 persen masyarakat Indonesia bahkan tidak percaya adanya pandemi covid-19 ini. Ia menilai, ini merupakan tantangan yang perlu diselesaikan pemerintah.

"Jadi bagaimana kita mengimplementasikan strategi ini, bagaimana kita mendisiplinkan orang-orang. Karena dari data kami sekitar 22 persen orang mereka tidak mempercayai COVID-19," kata Luhut dalam acara Mandiri Investment Forum, Rabu (3/2).

Luhut bahkan tak menampik angka tersebut bisa jadi lebih. Ia mentaksir angka prosentase masyarakat yang tidak percaya covid bisa bahkan mencapai 40 persen. Ia menilai, pemerintah perlu memperketat protokol kesehatan.

“Kemenag juga terlibat sekarang. Jadi semua pesantren, semua pimpinan agama dan entah itu muslim, kristen, buddha harus bekerja sama bahwa hal ini harus kita tangani karena ini ancaman yang nyata terutama dengan varian yang baru,” ujar Luhut.

Luhut menegaskan pemerintah tidak tinggal diam dengan keadaan yang terjadi saat ini. Apalagi, kata Luhut, COVID-19 juga membawa dampak ke perekonomian negara. Ia merasa ekonomi tidak bisa berjalan mudah kalau pandemi masih ada di Indonesia.

“Pemulihan aktivitas ekonomi tergantung pada bagaimana kita menangani COVID19. Menurut saya ini target yang penting untuk pemerintah Indonesia bagaimana kita bisa menangani dan tapi kita tetap bisa menggerakkan perekonomian,” tutur Luhut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement