REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung sedang menyiapkan salah satu apartemen di Kota Bandung untuk ruang isolasi mandiri bagi pasien berstatus orang tanpa gejala (OTG). Proses negosiasi masih dilakukan agar dapat segera menggunakan apartemen tersebut yang berkapasitas 300 tempat tidur.
"(Apartemen) sedang berproses," ujar Sekda Kota Bandung, Ema Sumarna, Selasa (3/2). Namun begitu, ia enggan menyebutkan nama apartemen yang akan digunakan tersebut sebab dikhawatirkan akan terjadi penolakan dari warga setempat.
Secara preventif Ema menuturkan, pihaknya ingin mempersiapkan ruang isolasi mandiri bagi pasien OTG termasuk mendorong kewilayahan agar membuat fasilitas tersebut. Namun, begitu pihaknya berharap agar tempat tersebut tidak digunakan. "Jangan sampai terjadi chaos psikologi misalnya banyak yang terpapar, tempat berkurang. Kita lebih baik antisipasi," ungkapnya.
"Target, pokoknya kita angka ditekan. Kalau itu tidak digunakan tidak masalah," ungkapnya. Saat ini, jumlah ruang isolasi mandiri bagi pasien Covid-19 berstatus OTG sebanyak tiga lokasi.
"Sekarang ada tiga dan itu tidak full semua tapi kita antisipasi dan kita dorong ada (ruang) isoman juga di masing-masing wilayah," katanya.
Ia menyebutkan salah satu hotel berinisial N di Pasteur yang sudah digunakan memiliki 70 tempat tidur, hotel S memiliki 40 tempat tidur. Selain itu, hotel di dago yang masih dalam tahap negosiasi untuk gunakan dapat menampung 30 tempat tidur dan apartemen sebanyak 300 tempat tidur.
Terkait kebijakan karantina terbatas, Ema menyebutkan akan dibahas di rapat terbatas pada Jumat mendatang. Sebab, hal tersebut merupakan kebijaka pimpinan.