Rabu 03 Feb 2021 03:50 WIB

Baterai Listrik Jadi Industri Masa Depan

Indonesia diharap bisa memanfaatkan momentum untuk menguasai rantai pasok industri.

Karyawan mengganti baterai sepeda motor listrik di Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU), Gedung Direktorat Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Kementerian ESDM), Jakarta, Senin (21/12/2020).  Ilustrasi
Foto:

"Kita berharap pembentukan Indonesia battery corporation sebagai holding ini bisa dibentuk di semester I tahun ini," kata Wakil Menteri BUMN Pahala Mansury dalam konferensi pers virtual, Selasa.

Pahala menjelaskan telah ada diskusi antara keempat BUMN beserta calon-calon mitra potensial. Sejauh ini, sudah ada beberapa mitra yang aktif berkomunikasi seperti CATL, LG, hingga Tesla.

"Kita harap timeline-nya bisa semester I tahun ini. Mudah-mudahan Indonesia battery corporation ini sudah bisa berdiri dan bisa jadi satu perusahaan yang akan melakukan tanda tangan kerja sama dan pengembangan joint venture dengan calon-calon mitra tadi," katanya.

Pahala menjelaskan lebih rinci peran keempat BUMN yang akan tergabung dalam holding baterai kendaraan listrik itu. MIND ID dan Antam akan berperan di hulu dalam proses penambangan hingga peleburan dan pengolahan bahan baku mineralnya. Sementara Pertamina dan PLN akan berada di sisi hilir dalam proses produksi prekursor, katoda, battery cell dan battery pack, hingga ke penyimpanannya.

Holding tersebut akan jadi perusahaan yang dimiliki bersama oleh keempat entitas BUMN. Nantinya, holding tersebut akan bisa membentuk anak-anak usaha yang bisa dimitrakan dengan mitra potensial yang saat ini masih dalam tahap negosiasi.

"Namanya juga holding, berarti ada perusahaan-perusahaan yang akan dibentuk dan bisa di-joint venture-kan dengan masing-masing mitra potensial kita, bisa dari Cina, Korea, AS atau Eropa," katanya.

Menurut Pahala, para mitra potensial itu dinilai menjadi pemain global utama yang bisa membawa modal, teknologi, dan pasar bagi pengembangan industri baterai listrik Indonesia.

Sementara itu, Staf Khusus III Menteri BUMN Arya Sinulingga memastikan tidak ada unsur politik dalam rencana pengembangan industri baterai kendaraan listrik. Ia menilai, berdasarkan peta jalan pengembangan industri baterai kendaraan listrik, produksi baterai bahkan sudah bisa dimulai pada 2023, lebih awal dari tahun politik pada 2024.

"Soal politik, tidak ada. Kita tahu dari jauh-jauh hari sudah ada pembentukan holding-nya. Tahun 2023 pun sudah produksi. Ini tujuannya murni untuk transisi energi dan kita sudah diakui. Dunia mengakui. Kalau buka web Tesla, salah satu yang diharapkan jadi joint partner mereka itu Antam. Mana mungkin Tesla main-main begitu," ujar Arya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement