Selasa 02 Feb 2021 13:45 WIB

PPKM tak Efektif, Surabaya Perketat Pengawasan

Surabaya meneruskan kegiatan penutupan jalan di titik tertentu saat malam akhir pekan

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Friska Yolandha
Warga berjalan di samping kawasan Suroboyo Carnival Park yang telah dibongkar di Surabaya, Jawa Timur, Senin (25/1). Plt Wali Kota Surabaya, Whisnu Sakti Buana sependapat dengan Presiden Joko Widodo yang menyatakan, penerapan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) tidak efektif. Bahkan berdasarkan data yang diperolehnya saat mengikuti rapat koordinasi dengan Menko Maritim dan Investasi pada Ahad (31/1) malam, penambahan kasus Covid-19 harian masih tinggi, meski PPKM diterapkan hampir tiga pekan.
Foto: ANTARA/Zabur Karuru
Warga berjalan di samping kawasan Suroboyo Carnival Park yang telah dibongkar di Surabaya, Jawa Timur, Senin (25/1). Plt Wali Kota Surabaya, Whisnu Sakti Buana sependapat dengan Presiden Joko Widodo yang menyatakan, penerapan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) tidak efektif. Bahkan berdasarkan data yang diperolehnya saat mengikuti rapat koordinasi dengan Menko Maritim dan Investasi pada Ahad (31/1) malam, penambahan kasus Covid-19 harian masih tinggi, meski PPKM diterapkan hampir tiga pekan.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Plt Wali Kota Surabaya, Whisnu Sakti Buana sependapat dengan Presiden Joko Widodo yang menyatakan, penerapan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) tidak efektif. Bahkan berdasarkan data yang diperolehnya saat mengikuti rapat koordinasi dengan Menko Maritim dan Investasi pada Ahad (31/1) malam, penambahan kasus Covid-19 harian masih tinggi, meski PPKM diterapkan hampir tiga pekan.

"Sebetulnya memang secara nasional PPKM kemarin di Jawa-Bali kurang efektif karena memang penambahan positifnya masih terlihat," ujar Whisnu saat meninjau proses screening donor plasma konvalesen di Surabaya, Selasa (2/2).

Whisnu melanjutkan, agar PPKM yang telah berjalan tiga pekan tidak menjadi sia-sia, pihaknya akan melakukan pengetatan di pekan terakhir. Paling penting, kata dia, agar penerapan PPKM ini meninggalkan bekas bagi masyarakat. Artinya, kata dia, agar jika pun nanti PPKM tidak diperpanjang, masyarakat bisa tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

"Kita harapkan dalam seminggu terakhir ini ada penekanan yang cukup signifikan agar nanti satu minggu ke depan ini bisa terlihat keefektifan PPKM ini. Kalau itu memang efektif, kita harapkan walaupun PPKM tidak diperpanjang tetapi protokol kesehatan diterapkan seperti saat PPKM," ujar Whisnu.

Whisnu menjelaskan, penekanan yang dimaksud salah satunya adalah dengan memperketat pengawasan penerapan protokol kesehatan di tempat kerumunan. Di pasar tradisional contohnya. Pemkot Surabaya bakal mendirikan posko-posko pengawasan penerapan protokol kesehatan. Utamanya di pasar tradisional yag tergolong besar.

"Kita akan lebih masif lagi di kerumunan seperti di pasar tradisional dan lain sebagainya. Pasar besar seperti di Keputran, Wonokromo, Pabean, itu kita buka posko sendiri untuk mantau penerapannya (protokol kesehatan)" kata Whisnu.

Selain itu, kata Whisnu, pihaknya juga akan meneruskan kegiatan penutupan jalan di titik-titik tertentu saat malam akhir pekan. Karena menurutnya, penutupan jalan tersebut terbilang efektif dalam membatasi pergerakan masyarakat. Sejauh ini yang telah berjalan adalah penutupan jalan di Jalan Darmo dan Tunjungan. Ia menyatakan akan dievaluasi dan jika memungkinkan, area penutupan jalan akan ditambah.

"Penutupan jalan di akhir pekan cukup efektif di Surabaya. Kita lihat nanti perkembangan minggu ini kalau ada penurunan bisa kita perluas penutupan jalan atau memang cukup di titik itu aja," ujar Whisnu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement