REPUBLIKA.CO.ID, Al-MUKALLA— Sebuah ledakan terjadi di pom bensin di pusat kota Bayda yang dikuasai Houthi pada Sabtu (30/1) sore. Menurut pejabat kesehatan, ledakan tersebut mengakibatkan dua orang meninggal dan lebih dari 90 lainnya luka-luka.
Sebuah video yang beredar di media sosial menunjukkan bola api besar yang berasal dari stasiun pengisian bahan bakar (SPBU) ketika pengemudi dan pejalan kaki yang panik melarikan diri dari tempat kejadian.
"Sedikitnya 20 orang yang terluka parah dibawa ke rumah sakit di Sanaa," kata pejabat kesehatan itu, yang tidak mau disebutkan namanya, dilansir dari Arab News, Senin (1/2).
Media Houthi tidak menyebutkan apa yang memicu ledakan tersebut, tetapi pejabat tersebut mengatakan bahwa pompa bensin itu dibangun baru-baru ini dan merupakan bagian dari pasar gelap bahan bakar dan gas yang besar, yang telah berkembang dalam beberapa tahun terakhir di dalam wilayah yang dikuasai Houthi. “SPBU telah menyebar secara sewenang-wenang di dalam Bayda,” kata pejabat itu.
Di provinsi tetangga Ibb, satu keluarga beranggotakan empat orang meninggal pada Sabtu ketika ledakan merobek rumah kecil mereka, kata media lokal dan penduduk.
Sedangkan surat kabar Al-Sharyae melaporkan, bahwa sebuah granat di dalam saku seoran Houthi yang bersenjata lengkap meledak, menewaskan dia dan saudara perempuannya serta kedua anaknya di Distrik Thi Al-Sefal, Ibb.
Pertempuran sengit antara pasukan pemerintah Yaman dan Houthi yang didukung Iran pecah pada Sabtu malam di kota Hodeidah Laut Merah, ketika PBB memperingatkan serangan terhadap sasaran sipil.
Media pemerintah menyatakan bahwa Pasukan Gabungan, istilah umum untuk tiga unit militer utama di pantai barat negara itu, menewaskan sejumlah Houthi-termasuk seorang pemimpin lapangan bernama Abu Ibrahim Al-Dailami dan melukai banyak lainnya setelah menangkis serangan mereka ke Kilo 16 wilayah Provinsi Hodeidah.
Pertempuran dan penembakan sporadis telah merenggut nyawa puluhan warga sipil dan pejuang di kedua sisi dalam beberapa bulan terakhir, meskipun faksi-faksi yang bertikai berjanji untuk mematuhi Perjanjian Stockholm.
PBB mengatakan bahwa gelombang pertempuran di Durihimi dan Hays sejak pertengahan Januari, telah membuat lebih dari 100 keluarga mengungsi dan menghancurkan pertanian serta rumah.
Koordinator Kemanusiaan PBB di Yaman, Auke Lootsma, mengatakan dalam sebuah pernyataan: “Konflik terus menimbulkan kesengsaraan pada jutaan nyawa."
Penyelesaian segera permusuhan sangat dibutuhkan untuk memungkinkan umat manusia melakukan penilaian kebutuhan dan memberikan dukungan medis yang penting bagi warga sipil yang terluka dan dukungan material bagi mereka yang telah terlantar dan kehilangan mata pencaharian.
Sumber: https://www.arabnews.com/node/1801441/middle-east