Senin 01 Feb 2021 23:21 WIB

Guru Besar ITB: Perlu Peta Bangunan Rentan Daerah Gempa

Adanya peta risiko itu akan mempermudah mitigasi bencana.

Guru Besar ITB: Perlu Peta Bangunan Rentan Daerah Gempa. Warga mengambil barang dari sisa reruntuhan bangunan di Mamuju Sulawesi Barat, Jumat (29/1/2021). Memasuki dua pekan pascagempa bumi BNPB merilis jumlah kerusakan rumah sebanyak 7.863 unit, Mamuju 3.741 dan Majene 4.122 unit.
Foto: ANTARA/Akbar Tado
Guru Besar ITB: Perlu Peta Bangunan Rentan Daerah Gempa. Warga mengambil barang dari sisa reruntuhan bangunan di Mamuju Sulawesi Barat, Jumat (29/1/2021). Memasuki dua pekan pascagempa bumi BNPB merilis jumlah kerusakan rumah sebanyak 7.863 unit, Mamuju 3.741 dan Majene 4.122 unit.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guru besar Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung (ITB) Prof Iswandi Imran menegaskan perlunya peta kerentanan risiko bangunan dan perancangan bangunan yang konsisten dengan standar nasional Indonesia (SNI).

"Perlu disusun peta kerentanan risiko bangunan khususnya bangunan di wilayah Sulawesi Barat, ini mungkin menjadi hal yang penting untuk dilakukan untuk mengantisipasi bahaya yang mungkin lebih besar ke depannya," kata Iswandi dalam diskusi virtual, dipantau dari Jakarta, Kamis (1/2).

Baca Juga

Dalam yang diskusi digelar Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tentang gempa Sulbar itu, Iswandi mengatakan adanya peta risiko itu akan mempermudah dalam mempertimbangkan mitigasi yang harus dilakukan.

Selain itu, dia menyoroti juga perlunya dalam perancangan bangunan baru di wilayah terdampak gempa untuk konsisten mengacu pada SNI gempa dan detailing terbaru. "Dan waktu dibangun pun juga konstruksinya dibangun secara konsisten mengikuti gambar rencana yang ada," tambahnya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement