Senin 01 Feb 2021 17:28 WIB

Harapan Besar Jokowi dari Bank Syariah Indonesia

BSI harus bisa menjadi barometer industri perbankan syariah di Indonesia.

Karyawan melintas di dekat logo Bank Syariah Indonesia (BSI) KC Jakarta Barat, Senin (1/2). PT Bank Syariah Indonesia Tbk., entitas usaha hasil penggabungan tiga bank syariah milik Himbara, resmi hadir dan beroperasi di Indonesia. Bank Syariah Indonesia berkomitmen untuk menjadi lembaga perbankan yang melayani segala lini masyarakat, menjadi bank yang modern, serta inklusif dalam memberikan pelayanan kepada seluruh masyarakat dengan tetap menjunjung tinggi prinsip-prinsip Syariah.Prayogi/Republika.
Foto:

Jokowi pun menaruh harapan besar terhadap BSI untuk ikut mengembangkan ekonomi syariah Indonesia.  Jokowi menambahkan, dengan status sebagai negara berpenduduk Muslim terbanyak di dunia, maka sudah sepantasnya Indonesia menjadi pusat rujukan ekonomi syariah. Kendati belum menjadi yang teratas, Jokowi melanjutkan, ekonomi syariah Indonesia sudah beranjak naik masuk ke lima besar dunia.

Berdasarkan data The State of Global Islamic Economy Report, ujar Presiden, sektor ekonomi syariah Indonesia telah mengalami pertumbuhan yang berarti. Tahun 2018, ekonomi syariah Indonesia berada di peringkat ke-10 dunia. Tahun 2019, naik menjadi peringkat ke-5 dunia.

"Dan tahun 2020 alhamdulillah ekonomi syariah Indonesia berada pada peringkat ke-4 dunia," kata Jokowi.

Capaian ini diyakini presiden semakin membuka jalan Indonesia untuk menjadi pusat rujukan perekonomian syariah dunia. Industri keuangan syariah pun terbukti mampu bertahan di tengah pandemi Covid-19 sejak 2020 lalu.

Presiden Direktur BSI, Hery Gunardi, menyampaikan proses integrasi Bank Syariah Himbara dimulai sejak Maret 2020. Selama kurun waktu 11 bulan, proses tersebut dimulai dari due diligence, penandatanganan akta penggabungan, penyampaian keterbukaan publikasi, hingga mendapat izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Pada hari ini, bank hasil penggabungan mulai beroperasi dengan nama PT Bank Syariah Indonesia Tbk. Menurut Hery, nama tersebut diambil karena ingin menjadikan BSI sebagai representasi nasional maupun internasional.

BSI memiliki logo bintang bersudut lima yang merepresentasikan lima sila Pancasila dan lima rukun Islam. Bank hasil penggabungan per Desember 2020 memiliki total aset Rp 240 triliun, total pembiayaan Rp 175 triliun, DPK Rp 200 triliun dan total modal inti Rp 22,6 triliun.

"BSI juga memiliki lebih 1.200 kantor cabang dan 20 ribu karyawan di Indonesia, posisi ke tujuh bank di Indonesia sesuai total aset," katanya.

Wakil Direktur BSI, Ngatari, menjanjikan integrasi tersebut ini tidak mempengaruhi operasional bank. "Kegiatan operasional layanan berjalan seperti biasanya," katanya.

Tabungan yang dimiliki nasabah saat ini masih dapat digunakan. Bagi nasabah dengan cabang buka rekening dan bertransaksi di kantor cabang pilot dapat melakukan migrasi rekening tabungan dan menutup rekening lama. Kecuali tabungan memiliki kontrak dan terafiliasi dengan rekening pembiayaan.

Bagi nasabah cabang lain tetap dapat menggunakan rekening tabungan yang dimiliki saat ini sampai dengan cabang tersebut berubah menjadi kantor cabang pilot. Perubahan data akan diperlukan jika data nasabah eksisting mengalami perubahan.

Jika ada informasi yang dibutuhkan, nasabah akan diinformasikan oleh pihak bank. Nasabah juga bisa datang ke kantor cabang terdekat untuk memigrasi rekeningnya.

Akan ada sejumlah perubahan nama produk, baik simpanan maupun pembiayaan bagi nasabah. Perubahan biaya, manfaat dan sebagainya akan diinformasikan sesuai ketentuan yang berlaku, termasuk perubahan tentang margin.

Namun demikian, denda tunggakan tetap tidak ada. Termasuk tidak ada perubahan pada angsuran nasabah eksisting, yang artinya tetap sesuai dengan akad yang telah ditandatangani. Pembiayaan juga tetap sesuai dengan akad dan jangka waktu yang telah sepakati.

Salah satu produk yakni Hasanah Card akan tetap ada dengan nama baru di Bank Hasil Penggabungan menjadi BSI Hasanah Card. BSI Hasanah Card akan menjadi satu-satunya kartu pembiayaan di Bank Hasil Penggabungan.

Menurutnya, bank syariah harus punya biaya operasional yang seefisien mungkin. Seluruh margin adalah untuk perbaikan industri dan dikembalikan manfaatnya bagi masyarakat.

Proses persiapan merger tiga bank syariah menjadi PT BSI Tbk tidak singkat. Butuh waktu setidaknya hampir 10 tahun hingga peluncurannya hari ini.

Rencana mendirikan bank syariah skala besar yang bisa bersaing dengan jejeran bank nasional sudah tertuang dalam Masterplan Arsitektur Keuangan Syariah Indonesia yang diluncurkan pada Desember 2015. Rencana tersebut kemudian berlanjut dalam Masterplan Ekonomi dan Keuangan Syariah Indonesia 2019-2024.

Proses rancangan Masterplan tersebut setidaknya memakan waktu hingga tiga tahunan. Penguatan bank syariah menjadi salah satu agenda utama. Bank harus bisa menyamai bank-bank BUKU IV yang sudah eksis, bisa mengelola APBN, hingga menjadi bank operasional untuk gaji-gaji ASN.

photo
Bank Syariah Indonesia - (Tim Infografis Republika.co.id)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement