REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG -- Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Lampung menegaskan Didik Arif yang merupakan Ketua IDI Kabupaten Pringsewu meninggal dunia mendadak, diduga akibat terkena serangan jantung. "Almarhum meninggal dunia bukan karena Covid-19, tapi terkena serangan jantung pada Sabtu malam (30/1)," kata Wakil Ketua IDI Lampung Boy Zaghlul Zaini, Ahad (31/1).
Dia menjelaskan berdasarkan informasi yang diterimanya, almarhum sehari yang lalu masih melakukan aktivitas di tempat praktiknya, kemudian pada sore hari yang bersangkutan pulang ke rumah ibunya di Kecamatan Sukoharjo. "Meninggalnya tadi malam. Siang almarhum masih melakukan praktik, lalu sore hari ke rumah ibunya untuk mengantarkan obat sebab orang tuanya sedang sakit," kata dia.
Namun, sekitar pukul 21.00 WIB saat ingin pulang dari rumah orang tuanya, kondisi tubuhnya lemas dan almarhum pun masih bisa menelpon temannya yang berada di Pringsewu. "Karena kondisinya semakin lemas, Didik dibawa oleh temannya tersebut ke Rumah Sakit Mitra Husada," katanya.
Kemudian, setelah sampai di RS Mitra, sebenarnya yang bersangkutan sempat mendapatkan pertolongan pertama, namun gagal. "Melihat kronologinya seperti itu, kalau menurut saya dan juga Yusrizal yang di Pringsewu, almarhum bukan meninggal karena Covid-19 tapi lebih ke serangan jantung," kata dia.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pringsewu, Ulinnoha mengatakan mendapatkan kabar duka tersebut Ahad pagi. "Ya Ketua IDI Pringsewu tersebut meninggal dunia Sabtu malam," kata dia.
Namun, ia mengatakan masih belum mendapatkan informasi lebih lanjut terkait penyebab meninggal dunianya Didik Arif. "Saya hanya dikabari yang bersangkutan meninggal dunia tadi malam, terkait apakah beliau Covid-19 atau bukan belum dapat informasinya, tapi kalau dilihat dadakan seperti itu mungkin terkena serangan jantung atau strok," kata dia.