REPUBLIKA.CO.ID, MUSI BANYUASIN -- Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, meningkatkan kemantapan sejumlah ruas jalan, yang terhubung dengan pintu keluar (exit) Jalan Tol Trans-Sumatra ruas Betung (Sp Sekayu)-Tempino-Jambi sepanjang 191 kilometer.
Bupati Musi Banyuasin Dodi Reza Alex di Sekayu, Sumsel, Sabtu, mengatakan pemkab sudah melakukan peningkatan Jalan Sukarami-Simpang Sari-Tanah Abang-Saud-Selabu- Dawas-Berlian Makmur (C2) sepanjang 23,315 kilometer.
Jalan ini merupakan salah satu ruas jalan strategis kabupaten yang menghubungkan dua ruas jalan nasional yaitu jalan negara Sekayu-Mangun Jaya-Lubuk Linggau dan jalan negara Betung-Sungai Lilin-Jambi.
"Ruas jalan Sukarami-C2 ini diharapkan menjadi ruas jalan yang terhubung langsung dengan rencana exitTol Betung-Jambi," kata dia.
Pemkab Muba sedari awal mengharapkan exit tol tersebut terkoneksi dengan kawasan pusat industri Segitiga Emas di daerah sentra penghasil komoditas karet, sawit, dan batubara yakni Kecamatan Sungai Lilin, Tungkal Jaya, dan Bayung Lencir.
Peluang terbuka lebar mengingat sebanyak enam kecamatan di Muba akan dilintasi oleh jalan tol tersebut yakni Babat Supat, Lais, Keluang, Sungai Lilin, Tungkal Jaya, dan Bayung Lencir dengan kebutuhan lahan mencapai 1.106 hektare.
Terkait usulan ini, Pemkab Muba sudah menyampaikan ke pemerintah pusat.
"Ini juga mengacu arahan Presiden Joko Widodo, yang mana tugas kami yakni menyambungkan tol ke sentra ekonomi rakyat. Sejauh ini jalan strategis dalam kabupaten sudah terhubung ke kawasan segitiga emas sehingga bisa langsung ke jalan lintas timur dan jalan lintas tengah," kata dia.
Terkait kesiapan pembangunan tol, Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin telah membentuk satuan tugas untuk pembebasan lahan. Saat ini sedang tahapan sosialisasi ke warga.
Pembangunan Jalan Tol Betung-Jambi yang masuk bagian Jalan Tol Trans-Sumateraditargetkan melakukan pekerjaan konstruksi pada 2021 dengan target pada 2024 sudah tersambung. Tol yang dibangun PT Hutama Karya (Persero) tersebut ditaksir menelan investasi senilai Rp 21,31 triliun.