Rabu 27 Jan 2021 19:32 WIB

Polisi Sahabat Masyarakat Jangan Hanya Janji Manis

Polisi Sahabat Masyarakat Jangan Hanya Janji Manis

Petugas kesehatan bersama petugas kepolisian membawa kotak pendingin berisi vaksin Covid-19 Sinovac saat didistribusikan di Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Kota Bandung, Jalan Supratman, Kota Bandung, Rabu (27/1). Dinas Kesehatan Kota Bandung mendistribusikan 25.040 dosis vaksin Covid-19 Sinovac ke 191 fasilitas kesehatan di Kota Bandung untuk pelaksanaan penyuntikan tahap kedua bagi sumber daya manusia (SDM) di lingkungan kesehatan, kepala daerah serta tokoh publik pada (28/1) mendatang. Foto: Abdan Syakura/Republika
Foto:

Polisi Friendly

Tentu tak cukup kalangan santri. Penjelasan di atas sebagai gambaran saja jika kajian kitab kuning benar-benar menjadi kebijakan nanti, maka hal itu akan menjadi langkah awal bagi kepolisian dapat dengan mudah menyelesaikan berbagai persoalan. Selain, Polri juga akan makin bersahabat dengan masyarakat.

Diakui atau tidak, kedekatan yang substantif, fungsional dan produktif, belum tercipta selama ini. Hubungan masyarakat dengan pihak Kepolisian masih bersifat formal dan seremonial, ketika berperkara dan atau memenuhi undangan acara tertentu saja. Lebih dari itu, hanya pihak yang "berkepentingan" khusus yang seolah diprioritaskan.

Kita membayangkan, Polisi benar-benar dekat dengan rakyat. Polisi bisa menjadi sahabat masyarakat yang sebenarnya. Bukan sahabat yang hanya disebut dalam "puisi anak-anak" atau perlombaan saja. Karena, sejak dipisahkan dengan TNI pada era Presiden Gus Dur --sesuai Tap MPR Nomor VI/MPR/2000-- wajah "militeristik" Polisi juga belum hilang sepenuhnya.

Sebagai pranata umum sipil, tugas utama Polri tak lain adalah menjaga ketertiban, keamanan, dan penegakan hukum. Tugas ini mesti diperkuat dengan membangun sinergi yang utuh bersama masyarakat. 

Polisi sahabat masyarakat adalah Polisi "friendly," yang ramah, guyub, penuh persahabatan, dan menyenangkan. Bukan yang dikesankan hanya cari-cari perkara atau identik dengan soal penyidikan dan penindakan.

Polisi "friendly" menjadi kebutuhan saat ini, tak lain untuk meringankan beban dan tanggungjawab Polri itu sendiri. Karena bagaimanapun, persoalan tak makin ringan. Masalah korupsi dan narkoba masih menjadi persoalan utama. Terlebih narkoba, termasuk kategori transnasional organized crime yang sudah masuk ke semua lini kehidupan masyarakat. Kita harus akui, berbagai upaya memang telah dilakukan Polri selama ini, dengan terus melakukan penindakan dan pencegahan. Bahkan tiap pekan Polri juga menyampaikan rilis secara terbuka.

Namun dibanding kejahatan lainnya, untuk narkoba masih saja yang tertinggi. Pada Minggu ke-47 akhir tahun yang lalu misalnya, kejahatan narkoba sebanyak  592 kasus. Bandingkan dengan kasus pencurian dengan pemberatan (curat) sebanyak 548, kasus penggelapan 364 kejadian, sedang curanmor dan curas (pencurian dengan kekarasan) tak sampai 200 kasus.

Meski mengalami penurunan dibanding catatan sebelumnya, kita harus terus melakukan upaya untuk menekannya. Tak cukup hal itu hanya diserahkan kepada BNN, sebagaimana BNPT untuk persoalan terorisme. Segala upaya mesti dilakukan secara sistematis dan komprehensif. Pelibatan seluruh kekuatan masyarakat sedini mungkin perlu disiapkan.

Saya membayangkan, jika dipersiapkan itu dengan mengintegrasikan seluruh kekuatan kalangan muda misalnya, maka akan sangat luar biasa dahsyatnya.

Satu komponen kekuatan kaum muda NU saja misalnya, Banser terdata memiliki enam juta kader. Belum dari Muhammadiyah, juga sayap kemudaan Ormas lainnya. Ini kekuatan yang sangat besar. Belum lagi kalangan milenial, mahasiswa dan remaja SMA.

Tak cukup hanya dengan kegiatan penyuluhan sebagaimana yang dilakukan selama ini. Program konvensional seperti itu, selain tak efektif juga hanya menghabiskan anggaran. Saatnya program yang lebih transformatif --sebagaimana visi Kapolri-- yang dirumuskan secara detail, fokus, dan tepat sasarannya. 

Persiapkan saja misalnya wadah kreatifitas kaum muda untuk dapat mengaktualisasikan diri dengan sebaik-baiknya. Dengan konsep program yang lebih partisipatif dan bersahabat tentunya. Bisa berupa Satgas Antikorupsi, Anti Narkoba, Anti Radikalisme, atau Komunitas Remaja Ceria untuk menebarkan nilai-nilai Pancasila dan agama yang lebih berbudaya.

Kalisuren, 27 Januari 2021

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement