Selasa 26 Jan 2021 09:59 WIB

Reisa Ingatkan Covid-19 Juga Timbulkan Gejala Berkepanjangan

Jubir Satgas Covid-19 Reisa Broto Asmoro minta masyarakat perketat prokes

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pemerintah menutup tahun 2020 dengan mendatangkan 3 juta vaksin Covid-19. Juru Bicara Pemerintah dr Reisa Brotoasmoro menyatakan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 akan diprioritaskan bagi 1,3 juta tenaga kesehatan dan 17,4 juta petugas pelayan publik. World Health Organization (WHO) pun menyatakan bahwa perlindungan kepada tenaga kesehatan adalah wajib dan harus dilakukan oleh seluruh negara di dunia.
Foto: istimewa
Pemerintah menutup tahun 2020 dengan mendatangkan 3 juta vaksin Covid-19. Juru Bicara Pemerintah dr Reisa Brotoasmoro menyatakan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 akan diprioritaskan bagi 1,3 juta tenaga kesehatan dan 17,4 juta petugas pelayan publik. World Health Organization (WHO) pun menyatakan bahwa perlindungan kepada tenaga kesehatan adalah wajib dan harus dilakukan oleh seluruh negara di dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Reisa Broto Asmoro mengimbau masyarakat agar memperketat pelaksanaan protokol kesehatan di manapun guna menekan angka penularan kasus. Sebab, kata dia, Covid-19 juga dapat menimbulkan gejala berkepanjangan.

"Tidak ada kata lain, kecuali melakukan semua langkah pencegahan. 3M harus semakin ketat. Protokol kesehatan di berbagai tempat termasuk tempat tinggal seperti rumah harus dikencangkan," ujar Reisa saat konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta.

Selain itu, Reisa juga meminta masyarakat agar turut mensukseskan program vaksinasi serta memutus penyebaran hoaks terkait penanganan pandemi Covid-19 dan juga vaksin. Upaya terkecil yang dilakukan oleh tiap individu, kata dia, akan dapat mengurangi banyak hal terkait pandemi ini, termasuk menekan angka kasus aktif dan juga mengurangi beban perawatan rumah sakit.

Satgas khawatir, semakin tingginya jumlah masyarakat yang terpapar Covid-19 akan semakin menambah beban kapasitas di rumah sakit serta tugas tenaga kesehatan."Khawatirnya perawatan intensif yang bisa diberikan ke pasien akan terganggu. Dan tentunya akan terganggu karena banyaknya pasien yang terkonfirmasi baru. Sehingga case fatality rate kita atau kasus meninggalnya akan naik dan bertambah," tambah dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement