Sabtu 23 Jan 2021 16:31 WIB

'Pemilu Palestina Ajang Rekonsiliasi Hamas-Fatah'

Kalau Hamas dan Fatah kompak, perjuangan diplomasi Palestina akan lebih efektif.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Agus Yulianto
Aktivis Palestina mengibarkan bendera Palestina sambil memegang kertas suara pemilu saat menggelar demonstrasi menyerukan pemilu dan bergabungnya Fatah dan Hamas di Gaza City, Palestina, Rabu (25/1).
Foto:

"Di bawah poros Trump-Netanyahu, perdamaian di wilayah Palestina menemui jalan buntu. Semoga semua akan berubah tahun ini. Apabila rekonsiliasi Hamas-Fatah berlangsung mulus, bukan tidak mungkin bahwa kemerdekaan dan perdamaian akan tercapai,” kata dia.

Diaz pun memuji keputusan Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, untuk mengadakan pemilu pertama kali sejak 2006 lalu. Dia melihat, pemilu itu merupakan momentum rekonsiliasi Hamas-Fatah, dua fraksi utama dalam konflik internal Palestina.

“Saya optimis pemilu ini akan menjadi momentum rekonsiliasi. Kalau Hamas dan Fatah kompak, perjuangan diplomasi Palestina akan lebih efektif karena legitimasinya jelas,” ujar dia.

Dia menerangkan, konflik internal berkepanjangan antara Hamas dengan Fatah menyulitkan Palestina memperjuangkan kemerdekaan. Menurut dia, keputusan mengadakan pemilu merupakan keputusan yang tepat sekaligus menunjukkan kenegarawanan Abbas, yang akan maju sebagai kandidat petahana dari Fatah.

 

“Keputusan mengadakan pemilu ini bukti bahwa selain Presiden Mahmoud Abbas adalah negarawan sejati, juga menunjukkan komitmen Abbas terhadap demokrasi dan perdamaian di Palestina. Sikap ini harus 100 persen," kata Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement