REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALPINANG--Dalam upaya menjaga pedagang kecil/warung kelontong untuk tetap bertahan dan mampu bersaing ditengah gempuran ritel modern raksasa, Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Erzaldi Rosman bersama Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Babel, Melati Erzaldi kembali mengundang kehadiran komunitas start-up digital dan pegiat UMKM Bangka Belitung.
Dalam bincang malam yang berlangsung di Gedung Mahligai Serumpun Sebalai, Jumat (22/1) itu, Gubernur Erzaldi berdiskusi dengan komunitas start-up digital dan pegiat UMKM, terkait kreativitas dan inovasi yang bisa mereka lakukan untuk membantu para pedagang kecil/warung kelontong serta produk lokal Babel agar tetap hidup.
Gubernur Erzaldi dalam bincang malam tersebut mengatakan, kegiatan hari ini dilakukan berawal dari kegundahannya sebagai pimpinan daerah terhadap merebaknya ritel raksasa yang kini bukan hanya di kota saja tetapi mulai masuk ke desa di beberapa kabupaten.
Ditegaskannya, keberadaan ritel raksasa bukan hanya menimbulkan sikap konsumtif masyarakat, tetapi juga merupakan awal kekalahan produk lokal."Pertanyaannya adalah bagaimana produk lokal kita bisa bersaing? Sedangkan pemerintah selama ini selalu berupaya mendorong para UMKM untuk meningkatkan produksinya. Apa yang kita bina selama ini akan hancur berkeping-keping," ujarnya seperti dikutip laman resmi Pemprov Babel.
Oleh sebab itu, dalam pertemuan ini Gubernur Erzaldi meminta masukan dan ide-ide cerdas dari komunitas start-up dan pegiat UMKM yang hadir untuk memberikan solusi kepada para pedagang kecil dan masyarakat UMKM ini.
Dengan pertemuan seperti ini, diharapkan juga dapat memunculkan tokoh atau pionir dari Babel yang dapat memberi manfaat kepada masyarakat serta mampu tampil di panggung nasional atau yang sering disebut lokal hero.
Sementara itu Ketua Dekranasda Babel, Melati Erzaldi mengatakan bahwa semua yang hadir di tempat ini adalah orang-orang yang punya hati untuk bergerak bersama merubah dan memberikan dampak positif yang besar kepada masyarakat. Khususnya Babel Creatorium yang berasal dari berbagai macam latar belakang pendidikan dan profesi yang membantu UMKM di Babel. "Kekuatan digital sangat besar, sehingga dapat memberi pengaruh yang besar kepada masyarakat. Semoga dalam pertemuan ini dapat menghasilkan suatu action yang akan menjadi inspirasi dalam membantu masyarakat yang terdampak dari kehadiran retail raksasa," harapnya.
Founder Sandbox, Eko Syaiful Arifin yang ikut dalam kegiatan tersebut menjelaskan bahwa, selama ini masyarakat UMKM dalam memanfaatkan digital hanya sebagai konten, bukan sebagai konsen.
Oleh sebab itu dalam pertemuan ini diharapkan, para peserta yang hadir agar dapat membantu pedagang kecil maupun UMKM Babel untuk memanfaatkan digitalisasi. Karena secara data, masyarakat di Babel hampir semuanya saat ini mampu menggunakan teknologi informasi.
Pihaknya juga meminta agar dalam menjalankan suatu usaha, para pelaku UMKM Babel harus berpikir untuk tidak hanya mendapat untung saja, tetapi juga bagaimana para membeli juga mendapat untung. Pada kesempatan itu juga Founder Go Anter, Tomi juga sempat memaparkan rencananya dalam menggarap aplikasi digital untuk membantu para pedagang kecil dan UMKM Babel.
Turut hadir dalam kegiatan bincang malam ini, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Babel, Elfiyena, Kepala Disperindag Babel, Sunardi, PLUT Babel, Rumah Promosi dan Kemasan Babel, Bumi Cloud; Go Anter, Sandbox dan komunitas digital Babel Creathorium.