REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) menargetkan operasional Kereta Rel Listrik (KRL) relasi Yogyakarta-Solo untuk umum pada 10 Februari 2021. Saat ini, operasional KRL Solo-Yogyakarta masih dalam tahap uji coba terbatas.
Direktur Operasi dan Pemasaran PT KCI, Wawan Ariyanto, mengatakan, operasional KRL Yogyakarta-Solo nantinya akan menggantikan Kereta Api (KA) Prambanan Ekspres (Prameks). Sedangkan KA Prameks nanti akan dijalankan meneruskan perjalanan dari Yogyakarta ke Kutoarjo.
"Operasional insya Allah 10 Februari sudah melakukan perjalanan untuk umum dengan tarif normal Rp 8.000 flat sama dengan tarif Prameks namun layananannya lebih bagus. Kereta baru, waktu tempuh lebih cepat dan AC dingin," terang Wawan kepada wartawan di Stasiun Solo Balapan seusai uji coba KRL hari kedua, Kamis (21/1).
Selain itu, penumpang tidak perlu memesan tiket terlebih dahulu seperti KA Prameks yang dapat dipesan di aplikasi KAI Acces maupun loket stasiun. Tiketnya berupa kartu uang elektronik atau EDC terbitan PT KCI, maupun perbankan, antara lain, BRIZZI, BNI Tap Cash, E-Money serta BCA Flash. Kartu dapat diisi saldo melalui loket stasiun, mesin ATM, internet banking di ponsel yang memiliki fitur NFC, maupun minimarket yang telah bekerja sama.
PT KCI menyiapkan 10 rangkaian kereta KRL Yogyakarta-Solo. Namun, yang sudah siap ada enam rangkaian dimana masing-masing kereta ada empat gerbong. Kapasitas normal setiap gerbong sebanyak 200 penumpang. Namun, selama pandemi Covid-19 diterapkan jaga jarak fisik di KRL maksimal 74 penumpang tiap gerbong.
"Ke depan kalau penumpang naik ya kami sesuaikan, mungkin kami bisa jalankan delapan kereta," imbuhnya
Terkait jadwal KRL, untuk sementara masih menggunakan seperti Prameks dulu, hanya waktu tempuhnya lebih pendek. Totalnya ada 10 perjalanan pergi dan 10 perjalanan pulang seperti eksisting Prameks dulu. Waktu tempuh dari Stasiun Solo Balapan sampai Stasiun Yogyakarta 68 menit dengan catatan berhenti di 11 stasiun. Sedangkan waktu tempuh KA Prameks lebih lama, yakni 80 menit berhenti hanya di enam stasiun.
Sebelas stasiun tersebut perjalanan dari Solo yakni, Solo Balapan, Purwosari, Gawok, Delanggu, Ceper, Klaten, Srowot, Brambanan, Maguwo, Lempuyangan dan Yogyakarta/Stasiun Tugu.
"Bedanya kalau naik KRL tidak boleh makan dan minum di dalam kereta, terus ada tanda batasan jaga jarak fisik untuk penumpang berdiri dan duduk," ucapnya.
Terkait evaluasi uji coba KRL, Wawan menyebut masyarakat masih perlu edukasi tiket menggunakan EDC yang ditempel di mesin. Sistemnya in dan out, sehingga penumpang yang masuk stasiun setelah sampai stasiun tujuan harus keluar dengan menempelkan kartu EDC di mesin terlebih dahulu.
Uji coba dilakukan tiga perjalanan per hari. Uji coba dilaksanakan terbatas mulai 20-31 Januari 2021 melibatkan perwakilan pemerintah, wartawan, komunitas dan sebagainya. "Kemudian 1 Februari nanti selama sepekan kami undangan penumpang umum untuk ikut uji coba, daftarnya lewat aplikasi KRL Acces. Tapi kuotanya nanti kami batasi sesuai physical distancing untuk kereta," jelasnya.