REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Penilaian tingkat kepatuhan masyarakat Jawa Barat (Jabar) dalam memakai masker dan menjaga jarak bersumber dari hasil survei yang dilakukan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Menurut Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jabar Setiawan Wangsaatmaja, hasil survei tersebut diinput dalam Bersatu Lawan COVID-19 (BLC). BLC merupakan sistem informasi terintegrasi untuk peningkatan percepatan pencatatan data dalam rangka percepatan penanganan COVID-19 di Indonesia.
"Provinsi diberikan akun untuk melihat dan memantau perkembangan di seluruh Jabar. Informasi atau hasil survei tersebut dilaporkan setiap pekan," ujar Setiawan di Kota Bandung, Kamis (21/1).
Menurut Setiawan, BNPB mendapatkan informasi dari sejumlah personel yang tersebar di seluruh Indonesia, termasuk Jabar. Personel tersebut melihat, memantau, dan mencatat tingkat kepatuhan masyarakat dalam memakai masker dan menjaga jarak.
Berdasarkan data BCL per 15 Januari 2021, secara kumulatif, pemantauan dilakukan di 3.318.224 titik yang tersebar di seluruh wilayah Jabar. Jumlah yang dipantau mencapai 13.051.802 orang.
"Sistem informasi BLC ini melibatkan banyak orang yang disebar untuk mengamati setiap perkembangannya. Operasi yustisi merupakan salah satu bagian dari pengamatan tersebut," katanya.
Menurutnya, tren kepatuhan warga Jabar untuk memakai masker dan menjaga jarak meningkat sejak Pelaksanaan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) atau di Jabar disebut Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Proporsional diberlakukan pada Senin, 11 Januari 2021.