REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta mencatat, dua rumah warga di pedukuhan Glingseng, Desa Munthuk, rusak tertimpa tanah longsor. Bencana longsor terjadj usai hujan deras mengguyur wilayah setempat Selasa (19/1) sore.
"Terkait dengan kejadian tanah longsor akibat curah hujan yang ekstrem di Bantul kemarin, untuk wilayah Glingseng itu ada dua rumah yang sebetulnya baru saja selesai dibangun terkena longsor," kata Kepala Pelaksana BPBD Bantul Dwi Daryanto ditemui usai meninjau lokasi tanah longsor di Bantul, Rabu (20/1).
Menurut dia, dua rumah tersebut mengalami kerusakan bagian belakang karena tertimpa longsoran tanah dari tebing yang ada di belakang rumah. Hujan deras membuat aliran air di sekitar tebing mengakibatkan tanah jenuh, sehingga longsor.
Dua rumah yang terdampak tanah longsor tersebut milik Muridan (40) dan Amirudin (45). Namun, ada satu rumah lagi di wilayah tersebut yang terancam terdampak longsor apabila hujan deras mengguyur dalam waktu lama, karena rumahnya berjarak sekitar tiga meter dari titik longsor.
"Jadi di Dlingo sementara ini ada tiga rumah yang harus kita kosongkan, karena sudah tidak layak ditempati, sebab kalau dipaksakan ditinggali, apabila suatu saat ada kejadian lagi, tidak menutup kemungkinan akan menimbulkan korban jiwa," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, penghuni dan anggota keluarga harus mengungsi ke tempat saudara yang lebih aman. Hal ini mengingat hujan dengan curah tinggi masih berpotensi terjadi, karena berdasarkan prediksi BMKG puncak hujan terjadi pada Januari-Februari.
"Kalau melihat potensi, di wilayah Glingseng juga ada ada tiga rumah yang terancam, sehingga total ada enam rumah yang harus dikosongkan, masing-masing KK (keluarga) ada empat jiwa, lokasinya secara langsung sudah tidak layak untuk hunian," katanya.
Sementara itu, berdasarkan data yang dihimpun dari petugas BPBD, estimasi kerugian dari kerusakan rumah akibat kejadian tanah longsor tersebut sebesar Rp33 juta. Kerugian meliputi sekitar Rp25 juta dari kerusakan rumah Muridan dan Rp8 juta dari rumah Amirudin.
Kronologi kejadian, saat itu Amirudin tengah tidur terdengar suara gemuruh dari belakang rumah dan ternyata saat itu material longsor mengenai dinding rumah. Setelah itu tindakan yang dilakukan adalah asessment dan evakuasi.
"Rencana tindak lanjut adalah kerja bakti. Kami masih koordinasi dengan pemerintah desa dan warga. Sumber daya yang ada, adalah BPBD, tagana (taruna siaga bencana), dan FPRB (Forum Pengurangan Risiko Bencana) Desa Munthuk," tulis laporan petugas BPBD.