Selasa 19 Jan 2021 22:29 WIB

Ini Alasan Tasikmalaya Bangun Lab PCR

BNPB bantu pembangunan Lab PCR di Tasikmalaya

Petugas melakukan pengujian sampel swab test di Laboratorium PCR Kota Tasikmalaya, Selasa (19/1).
Foto: Republika/Bayu Adji P
Petugas melakukan pengujian sampel swab test di Laboratorium PCR Kota Tasikmalaya, Selasa (19/1).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya, Jawa Barat membangun laboratorium Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk mempercepat pemeriksaan sampel tes usap dalam rangka mendeteksi penularan COVID-19 di daerah itu.

"Hari ini kita sudah resmikan laboratorium yang sangat kita butuhkan untuk melakukan pengecekan, hasilnya jadi bisa cepat keluar," kata Pelaksana Tugas Wali Kota Tasikmalaya Muhammad Yusuf usai meresmikan laboratorium di Jalan Ir Juanda Kota Tasikmalaya, Selasa (19/1).

Ia menuturkan laboratorium itu merupakan bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebagai bentuk kepedulian pemerintah pusat dalam membantu pemerintah daerah menanggulangi pandemi COVID-19. Pemerintah daerah, kata dia, mengalokasikan anggaran Rp 1,5 miliar dari biaya tak terduga (BTT) untuk melengkapi kebutuhan lainnya dalam menunjang kegiatan uji laboratorium tersebut.

"Saya berterima kasih kepada BNPB yang berikan bantuan ini, meski tidak lengkap, kita butuh melengkapi sekira Rp 1,5 miliar lagi," katanya. Ia berharap, adanya laboratorium yang cukup memadai itu bisa lebih cepat mengetahui hasil dari tes usap, dan tidak perlu lagi mengirimkan sampel ke laboratorium di luar kota yang membutuhkan waktu berhari-hari.

Sistem kerja laboratorium itu, kata dia, mampu menyelesaikan hasil pemeriksaan 90 sampel tes usap dalam waktu empat jam."Selama ini kita lama dalam mengetahui hasil 'swab' (usap), sekarang dalam sekali 'running' bisa 90 lebih hanya empat jam," katanya.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya Uus Supangat menambahkan laboratorium itu siap digunakan dengan skala prioritas, yaitu mereka yang kontak erat dengan pasien terkonfirmasi positif COVID-19.

Selanjutnya, kata dia, untuk memeriksa sampel tes usap bagi mereka yang memiliki risiko tinggi terpapar COVID-19 yakni tenaga kesehatan, TNI/Polri, dan pekerja media.

"Kita belum akan melakukan 'swab' massal karena ada keterbatasan, kita harus melakukan efisiensi," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement