REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi E DPRD DKI Jakarta, Iman Satria mengatakan, ketersediaan kapasitas rumah sakit (RS) rujukan Covid-19 yang hanya tersisa 13 persen sudah berada dalam tahap krisis. Namun, menurut dia, sisa kapasitas itu masih dapat digunakan secara selektif.
"Memang sudah batas ambang yang critical 13 persen. Tapi kan 13 persen ini bisa dipakai, bukan berarti 13 persen itu enggak bisa dipakai," kata Iman saat dikonfirmasi, Selasa (19/1).
Iman menilai, yang menjadi permasalahan saat ini adalah gejala yang dialami oleh masing-masing pasien Covid-19 berbeda. Mulai dari gejala ringan, sedang, hingga berat.
Oleh karena itu, Iman menuturkan, Pemprov DKI harusnya selektif dan jeli melihat kebutuhan ruang perawatan bagi setiap pasien Covid-19. Sehingga dapat mengambil tindakan untuk mengantisipasi terjadinya krisis kapasitas di rumah sakit rujukan.
"Mesti diadakan tindakan yang konkrit. Dinkes ya mau saya ambil tindakan yang cepat," ujarnya.
Dia menuturkan, salah satu tindakan yang dapat dilakukan Pemprov DKI adalah menyiapkan hotel-hotel untuk digunakan sebagai lokasi isolasi mandiri terhadap pasien Covid-19 bergejala ringan. Sementara pasien dengan gejala sedang maupun berat mendapatkan perawatan di rumah sakit rujukan.
"Kategori sedang berat masuk rumah sakit, yang ringan jangan dimasukin ke rumah sakit gitu loh. Ini yang saya belum bisa melihat, apakah itu sudah dijalankan oleh dinas atau belum. Jangan hanya gejala ringan saja sedikit semuanya masuk rumah sakit yang sebenarnya bisa ditempatkan orang-orang gejala berat," jelas dia.
Sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta mengungkapkan, kapasitas rumah sakit (RS) per tanggal 17 Januari 2021 hanya tersisa 13 persen untuk menampung pasien Covid-19. Kondisi tersebut terjadi seiring dengan meningkatnya kasus virus corona di Ibu Kota beberapa hari terakhir.
"Kapasitas tersisa 13 persen lagi untuk menampung pasien Covid-19, baik yang berasal dari Jakarta maupun luar Jakarta," tulis akun Instagram Pemprov DKI Jakarta @dkijakarta, seperti dikutip Republika, Selasa (19/1).