REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Perawatan pasien Covid-19 di Rumah Sakit Regional Provinsi Sulawesi Barat memanfaatkan pelataran masjid yang berada di samping rumah sakit. Tenda darurat perlu segera dibangun untuk tampung pasien Covid-19.
"Ada masjid di samping RS Regional Sulbar yang masih kuat dan mereka (pasien Covid-19) gunakan selasarnya," ungkap Kepala Dinas Kesehatan Sulawesi Barat dr Alief Satria melalui sambungan telepon dari Makassar, Senin (18/1).
Perawatan di luar rumah sakit itu, kata dr Alief, harus dilakukan lantaran masih seringnya terjadi gempa susulan. Gempa kerap membuat pasien hingga petugas kesehatan merasa takut. Selain itu, trauma juga masih dirasakan akibat gempa magnitudo 6,2 yang mengguncang Sulbar pada 15 Januari lalu.
Menurutnya, segera harus segera dibangun tenda-tenda untuk isolasi mandiri bagi pasien Covid-19 yang selama ini dirawat di rumah sakit. Apalagi di masa pandemi Covid-19 ini, katanya, memungkinkan terjadi klaster baru.
"Ke depan jika dilakukan pemeriksaan secara masif, maka kita akan menjumpai kasus semakin banyak, dan itu harus kita persiapkan perawatan isolasi mandiri," kata dia.
Banyaknya fasilitas kesehatan mengalami rusak berat, tenaga kesehatan banyak yang trauma dan tidak bertugas, serta obat-obatan sangat kurang adalah gambaran dasar pelayan kesehatan di Sulbar saat ini.
Maka dari itu, dr Alief mengemukakan kondisi pelayanan kesehatan di Sulbar belum bisa dioptimalkan, maka untukpasien Covid-19, masjid di sebuah rumah sakit Majene juga digunakan untuk merawat pasien. "Ada satu masjid juga di rumah sakit yang digunakan untuk merawat pasien di rumah sakit regional Sulbar, tetapi yang lain belum kita tahu karena belum kita lakukan pemeriksaan lanjutan," ujarnya.