REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatera Utara Hotmauli Sianturi menyarankan harus ada perubahan pola peternakan sapi yang dikelola masyarakat di Kabupaten Langkat. Sehingga tidak lagi dirugikan akibat dimangsa harimau.
"Tentunya mengubah pola peternakan masyarakat juga bukan pekerjaaan yang mudah, dan harus ada kerja sama lintas pihak untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat," ujar Hotmauli, Ahad (17/1).
Diskusi tersebut bertajuk "Telusuri Jejak Harimau Sumatera di Langkat" yang digelar atas kerja sama STFJ dengan Forest Conservation Action Sumatra (TFCA-Sumatera) di Medan.
Hotmauli berharap agar dinas peternakan di daerah setempat juga dapat memberikan perhatian kepada para peternak yang menghadapi konflik dengan satwa liar tersebut.
"BBKSDA Sumut bekerja sama dengan pemangku kepentingan lainnya juga memasang kandang jebak (perangkap) untuk harimau sumatera. Jika masuk ke kandang jebak, maka nantinya akan dilakukan translokasi terhadap satwa tersebut," katanya.
Sebelumnya, harimau sumatera kembali memangsa lima ekor ternak lembu warga di areal kebun kelapa sawit milik Alm Mahyudin di Dusun Batu Katak, Desa Batu Jonjong, Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat. Peristiwa itu terjadi Senin (11/1) pukul 07.05 WIB, yakni ada harimau memangsa lima ekor ternak lembu.
Harimau memangsa lembu itu pertama diketahui oleh tukang gembala ternak lembu Sadikin (46), warga Dusun Batu Katak, Desa Batu Jonjong. Adapun lima ekor lembu itu, terdiri tiga induk dan dua anakan milik Ucok Peranginangin.