Ahad 17 Jan 2021 19:15 WIB

Wiku: Data tak Real Time Sebabkan Angka Kasus Melonjak

Wiku berharap kebijakan PPKM di Pulau Jawa dan Bali saat ini dapat menekan penularan.

Rep: Dessy Suciati Saputri / Red: Ratna Puspita
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito
Foto: Republika/Thoudy Badai
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satgas mencatat terjadinya lonjakan kasus positif Covid-19 dalam beberapa hari berturut-turut. Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menjelaskan, lonjakan kasus terjadi karena pengumpulan data dari daerah masih belum dapat dilakukan secara real time.

“Pemerintah selalu berupaya meningkatkan interoperabilitas data. Beberapa saat belakangan ini terjadi pemasukan data dari daerah yang terlambat karena sistem data terintegrasi yang belum dapat berjalan sempurna,” kata Wiku kepada Republika.co.id, Ahad (17/1).

Baca Juga

Ia mengatakan, data yang diumumkan oleh Satgas berasal dari data Kementerian Kesehatan setelah dilakukan verifikasi data dari daerah. Tingginya lonjakan kasus Covid-19 ini menunjukan masih tingginya penularan yang terjadi di masyarakat.

Wiku pun berharap kebijakan PPKM yang tengah dijalankan di Pulau Jawa dan Bali saat ini dapat menekan penularan. “Masyarakat diimbau agar tetap patuh protokol kesehatan dan peraturan PPKM di masing-masing daerahnya agar kasus dapat ditekan,” tambahnya.

Dalam beberapa hari terakhir ini, terjadi lonjakan kasus positif Covid-19. Bahkan, penambahan kasus memecahkan rekornya selama empat hari berturut-turut sejak Rabu (13/1) hingga Sabtu (16/1).

Yakni, 11.278 kasus pada Rabu, 11.557 kasus pada Kamis (14/1), 12.818 kasus pada Jumat (15/1), dan mencapai rekor tertingginya pada Sabtu (16/1) yang sebesar 14.224 kasus baru. Sedangkan pada Ahad (17/1), Satgas melaporkan penambahan kasus baru sebanyak 11.287.

Penurunan jumlah kasus yang dilaporkan pada Ahad (17/1) ini tak berarti menunjukan penularan kasus di masyarakat juga mulai berkurang. Sebab, pemeriksaan jumlah spesimen yang dilakukan pada akhir pekan maupun hari libur nasional tercatat selalu mengalami penurunan. Kondisi ini masih menjadi ‘pr’ bagi pemerintah yang hingga kini belum dapat diatasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement