Rabu 13 Jan 2021 18:03 WIB

UMY Terjunkan Ribuan Mahasiswa KKN Berbasis IT

Ribuan mahasiswa ini diterjunkan di wilayah DIY dan Jawa Tengah.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menerjunkan 2.500 mahasiswa kuliah kerja nyata (KKN) reguler IT berbasis komunitas. Ribuan mahasiswa ini diterjunkan di wilayah DIY dan Jawa Tengah.

Konsep KKN berbasis IT yang dilakukan secara daring ini mengingat adanya pembatasan kegiatan masyarakat (PKM) di Jawa dan Bali. Untuk DIY sendiri, diterapkan pengetatan secara terbatas kegiatan masyarakat (PTKM).

"Seperti layaknya Work From Home (WFH) dan Work From Office (WFO), dalam pelaksanaan KKN berbasis IT ini setiap kelompok secara perwakilan akan melakukan koordinasi secara langsung di lapangan satu sampai kali sepekan," Kepala Divisi KKN LP3M UMY, Aris Slamet Widodo.

Ia menuturkan, dalam pelaksanaan KKN berbasis IT ini memerlukan koordinasi dan strategi yang kuat. Sehingga, partisipasi masyarakat akan tinggi meskipun KKN kali ini hanya dapat mendampingi komunitas tertentu saja dalam rangka mengantisipasi pencegahan Covid-19.

Selain KKN berbasis IT, katanya, pelaksanaan KKN dengan pendampingan di panti asuhan juga dilakukan. KKN ini dilakukan di DIY dengan rincian 220 kelompok KKN dan 114 kelompok lainnya untuk pemberdayaan di sekolah Muhammadiyah.

"Untuk KKN kali ini kami akan menyasar 580 UMKM, 265 organisasi sosial, 22 panti asuhan di DIY, dan 13 sekolah Muhammadiyah," ujar Aris.

Rektor UMY, Gunawan Budiyanto mengatakan, diterjunkannya mahasiswa KKN ini sebagai upaya untuk tetap produktif di situasi pandemi Covid-19. Sehingga, diberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menunaikan tugas KKN yang telah dimodifikasi menjadi KKN berbasis IT.

"KKN IT adalah program yang secara penuh memanfaatkan jaringan internet dalam proses pengabdian dan bertujuan untuk mengurangi kontak antara mahasiswa dengan masyarakat," kata Gunawan

Ia menyebut, 90 persen kegiatan KKN ini dilakukan dengan tanpa kontak langsung dengan masyarakat. Sedangkan, 10 persennya dilakukan secara tatap muka dengan menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 yang ketat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement