Rabu 13 Jan 2021 15:14 WIB

Rob di Pesisir Indramayu, Ketinggian Air Capai Satu Meter

Ketinggian air sebelumnya hanya di kisaran 30 hingga 40 centimeter

Rep: lilis sri handayani/ Red: Hiru Muhammad
Seorang guru melihat banjir rob yang merendam bangunan SDN Eretan Wetan 1 di Kandanghaur, Indramayu, Jawa Barat, Rabu (13/1/2021). Banjir rob akibat pasang air laut itu merendam ratusan rumah warga, bangunan sekolah dan mushola di kecamatan itu.
Foto: ANTARA/Dedhez Anggara
Seorang guru melihat banjir rob yang merendam bangunan SDN Eretan Wetan 1 di Kandanghaur, Indramayu, Jawa Barat, Rabu (13/1/2021). Banjir rob akibat pasang air laut itu merendam ratusan rumah warga, bangunan sekolah dan mushola di kecamatan itu.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU-–Banjir akibat pasang air laut atau rob yang menggenangi tiga desa pesisir di Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, semakin parah, Rabu (13/1). Dibutuhkan solusi jangka panjang untuk mengatasi kondisi tersebut.

Adapun tiga desa itu, yakni Desa Eretan Wetan, Eretan Kulon dan Kertawinangun. Banjir rob menerjang pemukiman warga di tiga desa itu sejak sekitar 18 hari yang lalu."Ketinggian banjir hari ini bahkan mencapai satu meter," ujar Koordinator Lapangan Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Indramayu, Waminudin, Rabu (13/1).

Menurut Waminudin, ketinggian air hingga satu meter juga terjadi pada Selasa (12/1). Sedangkan hari-hari sebelumnya, ketinggian air hanya di kisaran 30  hingga 40 centimeter (cm).

Waminudin menjelaskan, banjir rob memang biasa terjadi setiap bulannya, yakni di kisaran berlangsungnya bulan purnama. Namun, kali ini rob berlangsung lebih lama hingga sudah mencapai 18 hari terakhir.

Rob biasanya mulai datang setiap pagi sekitar pukul 05.00 ataupun 06.00 WIB. Setelah itu, rob akan kembali surut pada siang harinya sekitar pukul 11.30 WIB atau selepas Dzuhur. Waminudin menyebutkan, total lebih dari 1.000 rumah warga di ketiga desa itu yang terendam banjir rob. Selain itu, lebih dari sepuluh gedung sekolah yang juga terendam air, mulai dari gedung TK hingga gedung SMA.

Salah seorang warga Desa Eretan Wetan, Wahid, mengungkapkan, banjir rob itu sangat mengganggu aktivitas warga. "Jadi gak bisa kemana-mana," keluh Wahid.

Kepala Sekretariat BPBD Kabupaten Indramayu, Caya, mengatakan, banjir rob memang sulit dihindari. Sedangkan untuk merelokasi warga, juga tidak semudah membalikan telapak tangan. Untuk itu,  solusi yang mungkin bisa dilakukan yakni berupa penataan lingkungan di sana. Selain itu, peninggian bangunan rumah warga juga harus dilakukan agar air tidak masuk ke rumah mereka. "Breakwater juga harus diperbaiki. Namun itu kewenangan BBWS Citarum," kata Caya.

Komisi VIII DPR RI sudah meninjau ke lokasi beberapa waktu yang lalu. Dia berharap, upaya penanganan lanjutan bisa segera direalisasikan. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement