REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakanm alat deteksi Covid-19 GeNose buatan UGM dan rapid test antigen Cepad dari Unpad sudah masuk dalam daftar belanja barang pada kementerian/lembaga. Namun, barang tersebut sampai saat ini belum diproduksi banyak.
"Sebagai tindak lanjut dari perintah presiden tentu kami dukung dan upayakan. Tetapi harus ada jaminan kalau barang itu memang sudah diproduksi dan tersedia. Sebab, saya mendapatkan informasi, sebetulnya sudah banyak yang pesan GeNose tetapi barangnya tidak ada," katanya saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (13/1).
Muhadjir mengatakan hal tersebut bisa dikonfirmasikan lebih lanjut kepada Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN). "Sebaiknya tanyakan langsung ke Pak Menristek BRIN terkait ketersediaan produksi GeNose dan Cepad," kata dia.
Sebelumnya Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN), Bambang P.S Brodjonegoro berharap GeNose dan Cepad bisa digunakan sebagai alat deteksi resmi. Terutama untuk screening awal Covid-19.
"Harapannya agar Pak Menko (PMK) bisa menjadikan, baik GeNose dan rapid antigen Cepad sebagai alat utama untuk melakukan screening rapid test di Indonesia," kata Bambang, dalam telekonferensi, Kamis (7/1).
Proses screening adalah tahapan saat seseorang ingin memeriksa terpapar Covid-19 atau tidak. Penyaringan ini menentukan perlu tidaknya dilaukan tes swab PCR. Selama ini screening dilakukan melalui rapid test antibodi maupun antigen.
Menurut Bambang, proses screening menggunakan alat seperti GeNose dan Cepad lebih mudah dan murah. GeNose, misalnya, menggunakan metode embusan napas. Sementara Cepad menggunakan metode deteksi antigen dengan harga terjangkau.